Sukses

Ledakan Pager Mengguncang Lebanon dan Suriah, 9 Orang Tewas dan 2.750 Lainnya Terluka

Hizbullah menunjuk Israel sebagai biang keroknya.

Liputan6.com, Beirut - Pager yang digunakan oleh ratusan anggota kelompok Hizbullah meledak hampir bersamaan di Lebanon dan Suriah pada hari Selasa (17/9/2024), menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai beberapa ribu orang. Hizbullah dan pemerintah Lebanon menyalahkan Israel atas apa yang diyakini sebagai serangan canggih jarak jauh.

Di antara mereka yang terluka adalah duta besar Iran untuk Lebanon. Ledakan misterius terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran, yang telah saling tembak di perbatasan Israel-Lebanon sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas yang memicu perang di Jalur Gaza.

Pager yang meledak diyakini diperoleh oleh Hizbullah setelah pemimpin kelompok itu memerintahkan para anggotanya pada bulan Februari untuk berhenti menggunakan ponsel, dengan peringatan mereka dapat dilacak oleh intelijen Israel. Seorang pejabat Hizbullah mengatakan kepada kantor berita AP bahwa pager tersebut adalah merek baru, namun dia menolak menyebutkan sudah berapa lama pager digunakan.

Pada Selasa sekitar pukul 03.30 sore waktu setempat, saat orang-orang berbelanja kebutuhan sehari-hari, duduk di kafe atau mengendarai mobil dan sepeda motor di lalu lintas sore, pager di tangan atau saku mereka mulai memanas dan kemudian meledak — meninggalkan pemandangan berlumuran darah dan membuat orang-orang panik.

Menurut pejabat keamanan Lebanon dan seorang pejabat Hizbullah, ledakan terutama terjadi di daerah-daerah tempat kelompok itu memiliki kehadiran yang kuat, khususnya pinggiran selatan Beirut dan di wilayah Beqaa di Lebanon timur, serta di Damaskus. Pejabat Hizbullah berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang berbicara kepada pers.

Ledakan pager terjadi beberapa jam setelah badan keamanan internal Israel mengaku telah menggagalkan upaya Hizbullah membunuh seorang mantan pejabat keamanan senior Israel menggunakan alat peledak yang ditanam yang dapat diledakkan dari jarak jauh.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Matthew Miller menegaskan AS tidak mengetahui insiden ini sebelumnya dan tidak terlibat.

"Saat ini, kami sedang mengumpulkan informasi," katanya, seperti dilansir kantor berita AP, Rabu (18/9).

2 dari 3 halaman

Direncanakan Sejak Lama?

Para ahli mengatakan ledakan pager menunjukkan operasi yang telah direncanakan sejak lama, mungkin dilakukan dengan menyusup ke rantai pasokan dan memasang bahan peledak pada perangkat tersebut sebelum dikirim ke Lebanon.

Apa pun caranya, serangan pager ini menargetkan banyak orang dengan ratusan ledakan kecil — di mana pun pembawa pager itu berada — mengakibatkan beberapa orang cacat.

Satu video daring menunjukkan seorang pria sedang memilih-milih produk di sebuah toko kelontong ketika tas yang dibawanya di pinggulnya meledak, membuatnya terkapar ke tanah dan orang-orang yang lewat berlarian.

Di rumah sakit yang kewalahan, menurut fotografer AP, korban luka dilarikan dengan tandu, beberapa dengan tangan yang hilang, wajah yang sebagian hancur atau lubang menganga di pinggul dan kaki mereka.

Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad menuturkan kepada jaringan Al Jazeera bahwa sedikitnya sembilan orang tewas, termasuk seorang anak perempuan usia 8 tahun dan sekitar 2.750 orang terluka — 200 di antaranya kritis — akibat ledakan pager. Sebagian besar mengalami luka di wajah, tangan, atau di sekitar perut.

Delapan orang yang tewas diduga kuat adalah anggota Hizbullah. Kelompok itu mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi bahwa sedikitnya dua anggota tewas dalam ledakan pager. Menurut pejabat Hizbullah yang berbicara secara anonim, salah satu dari mereka adalah putra seorang anggota Hizbullah di parlemen. Hizbullah kemudian mengeluarkan pengumuman bahwa enam anggota lainnya tewas pada hari Selasa, meskipun tidak menyebutkan secara rinci bagaimana kejadiannya.

"Kami menganggap musuh Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas agresi kriminal ini yang juga menargetkan warga sipil," kata Hizbullah, seraya menambahkan bahwa Israel pasti akan mendapatkan hukuman yang setimpal.

Kantor berita pemerintah Iran, IRNA, melaporkan bahwa Duta Besar Iran Mojtaba Amani terluka ringan akibat pager yang meledak dan dirawat di rumah sakit.

Sebelumnya, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah telah memperingatkan anggota kelompok itu untuk tidak membawa ponsel, dengan mengatakan bahwa ponsel dapat digunakan oleh Israel untuk melacak dan menargetkan mereka.

Mantan perwira Angkatan Darat Inggris dan ahli penjinak bahan peledak Sean Moorhouse menuturkan bahwa rekaman video ledakan menunjukkan bahwa muatan peledak kecil — sekecil penghapus pensil — telah dimasukkan ke dalam perangkat tersebut.

"Perangkat itu pasti telah dipasang sebelum dikirim, kemungkinan besar oleh Mossad, badan intelijen asing Israel," ujarnya.

Elijah J. Magnier, analis risiko politik senior yang berkantor di Brussels, menuturkan bahwa dia berbicara dengan anggota Hizbullah yang memeriksa pager yang gagal meledak. Pemicu ledakan, menurutnya, adalah "error message" yang dikirim ke semua perangkat yang menyebabkannya bergetar, memaksa pengguna untuk mengklik tombol guna menghentikan getaran. Kombinasi itu meledakkan sejumlah kecil bahan peledak yang tersembunyi di dalamnya.

3 dari 3 halaman

Eskalasi Konflik Hizbullah Vs Israel

Ledakan pager dapat memicu kekhawatiran Hizbullah tentang kerentanan dalam keamanan dan komunikasi saat pejabat Israel mengancam akan meningkatkan konflik dengan mereka yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. Baku tembak yang hampir setiap hari antara Israel dan Hizbullah telah menewaskan ratusan orang di Lebanon dan beberapa lusin orang di Israel, serta menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.

Koordinator khusus PBB untuk Lebanon Jeanine Hennis-Plasschaert menyesalkan serangan ledakan pager dan memperingatkan hal itu menandai eskalasi yang sangat memprihatinkan dalam konteks yang sudah sangat tidak stabil.

Pada hari Selasa, Israel menegaskan bahwa menghentikan serangan Hizbullah di utara untuk memungkinkan warga mereka kembali ke rumah menjadi tujuan perang lainnya. Menteri Pertahanan Israel Gallant menyebutkan pekan ini bahwa fokus konflik bergeser dari Gaza ke wilayah utara Israel dan bahwa waktu hampir habis untuk solusi diplomatik dengan Hizbullah.