Sukses

Kebocoran Metana Picu Ledakan di Tambang Batu Bara Iran, 30 Orang Tewas dan 24 Penambang Diyakini Terjebak

Jumlah korban tewas meningkat menjadi 30 setelah kebocoran metana menyebabkan ledakan di tambang batu bara Iran timur, kata TV pemerintah.

 

Liputan6.com, Tabas - Kebocoran metana memicu ledakan di sebuah tambang batu bara di Iran timur, menewaskan sedikitnya 30 orang dan melukai 17 lainnya, media pemerintah Iran melaporkan pada hari Minggu.

Sebanyak 24 penambang lainnya diyakini terjebak di dalamnya.

Laporan itu, seperti mengutip AP, Minggu (22/9/2024), mengatakan kematian itu terjadi di sebuah tambang batu bara di Tabas, sekitar 540 kilometer (335 mil) di tenggara ibu kota, Teheran.

Pihak berwenang mengirim personel darurat ke daerah itu setelah ledakan Sabtu (21/ malam, katanya. Sekitar 70 orang bekerja di sana pada saat ledakan itu. Televisi pemerintah kemudian mengatakan 24 orang diyakini terjebak di dalam.

Gubernur Provinsi Mohammad Javad Qenaat mengatakan kepada TV pemerintah bahwa 30 penambang tewas dan 17 lainnya cedera.

Presiden reformis baru Iran Masoud Pezeshkian, yang bersiap untuk pergi ke New York untuk menghadiri Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan ia memerintahkan semua upaya dilakukan untuk menyelamatkan mereka yang terjebak dan membantu keluarga mereka. Ia juga mengatakan penyelidikan atas insiden itu telah dimulai.

Iran yang merupakan penghasil minyak juga kaya akan berbagai mineral. Iran setiap tahun mengonsumsi sekitar 3,5 juta ton batu bara tetapi hanya mengekstraksi sekitar 1,8 juta ton dari tambangnya per tahun. Sisanya diimpor, sering kali dikonsumsi di pabrik baja negara itu.

Ini bukan bencana pertama yang menimpa industri pertambangan Iran. Pada tahun 2013, 11 pekerja tewas dalam dua insiden pertambangan yang terpisah. Pada tahun 2009, 20 pekerja tewas dalam beberapa insiden. Pada tahun 2017, ledakan tambang batu bara menewaskan sedikitnya 42 orang.

Standar keselamatan yang lemah dan layanan darurat yang tidak memadai di area pertambangan sering kali menjadi penyebab kematian tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini