Sukses

4 Tips Jaga Kesehatan dari Mpox saat Sedang Bepergian

Negara-negara di Asia Tenggara tengah mewaspadai penyebaran infeksi Mpox.

Liputan6.com, Jakarta - Jenis virus Mpox baru yang lebih mematikan, yang menyebar dari Republik Demokratik Kongo Afrika Timur pada September 2023, kini mulai mengancam negara-negara di Asia Tenggara. Sebut sjaa Thailand, Filipina dan Malaysia telah melaporkan adanya temuan kasus tersebut.

Mpox atau cacar monyet juga telah dinyatakan sebagai PHEIC, peringatan tingkat tertinggi WHO.

Menurut WHO, infeksi mpox terutama disebabkan oleh dua jenis virus: klade II yang tidak terlalu parah atau klade I yang lebih menular.

Wabah Mpox tahun 2022 didorong oleh lonjakan global dalam infeksi klade II, beberapa bulan terakhir telah terjadi peningkatan kasus klade I, yang tampaknya lebih mudah menular dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.

Dilansir Straits Times, Jumat (27/9/2024), berikut adalah sejumlah tips yang bisa Anda lakukan jika memiliki rencana bepergian ke luar kota atau luar negeri:

1. Ikuti Perkembangan Kasus dari Sumber Terpercaya

Anda harus terus mengikuti perkembangan kasus dan pedoman terbaru dari sumber terpercaya seperti WHO ataupun Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Dr Lock Jing Zhan, seorang dokter umum di Singapura, mengatakan bahwa karena belum banyak yang diketahui tentang virus mpox, pemahaman tentang penyakit ini sebagian besar didasarkan pada studi kasus di negara lain.

"Mengandalkan sumber yang dapat dipercaya penting bagi praktisi kesehatan dan masyarakat untuk mempelajari lebih lanjut tentang virus ini. Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter keluarga Anda saat ia menerima surat edaran dari MOH dengan informasi terbaru tentang situasi Mpox," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Menjaga Kebersihan

Anda harus terus menjaga kebersihan dengan mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air. Jika sulit melakukannya, gunakan pembersih tangan dengan alkohol minimal 60 persen.

Sabun kertas, yang berupa lembaran sabun kering, juga dapat menjadi pilihan saat sedang bepergian.

Tidak seperti COVID-19, mpox menyebar terutama melalui kontak fisik dekat atau kontak berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi. Ini termasuk kontak seksual dan kontak dengan lesi kulit dan cairan tubuh atau droplet pernapasan.

Dokter lainnya menyarankan agar wisatawan membawa masker, pembersih tangan, dan tisu selama ada di perjalanan, dan menghindari menyentuh wajah dengan tangan.

"Jika Anda perlu menyentuh wajah, gunakan jari kelingking Anda. Jangan gunakan seluruh tangan Anda untuk menggosok mata, misalnya. Anda tidak pernah tahu apakah apa yang Anda sentuh mungkin terkontaminasi," katanya.

Dr. Steffy, dokter umum di Raffles Medical Singapura, menyarankan agar individu menghindari aktivitas seksual berisiko tinggi, seperti seks bebas atau seks dengan banyak pasangan. Ia mengatakan, hal itu tetap menjadi salah satu faktor risiko terpenting.

Mpox juga dapat ditularkan melalui permukaan yang terkontaminasi seperti furnitur, peralatan makan, atau perkakas.

3 dari 4 halaman

3. Hindari Makan Daging Hewan Liar atau Bersentuhan dengan Hewan

Mpox adalah penyakit zoonosis, yang berarti dapat menyebar dari hewan ke manusia. Mirip dengan penularan dari manusia ke manusia, mpox dapat tertular dari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi hewan yang terinfeksi.

Saat sedang bepergian, Anda harus menghindari makan daging hewan liar untuk saat ini, dan juga harus menjauhi daging mentah atau tidak dimasak.

Hal ini dikarenakan bahaya bakteri yang ada pada makanan hanya akan mati jika makanan dimasak pada suhu yang panas.

4 dari 4 halaman

4. Memeriksa Kesehatan Secara Berkala

Mpox menyebabkan gejala seperti demam, ruam kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, nyeri otot dan sakit punggung, serta perasaan lelah atau lemas secara umum.

Dokter mengatakan bahwa membedakan mpox dari infeksi virus lainnya seperti cacar air, cacar, dan penyakit tangan, kaki, dan mulut bisa jadi sulit.

"Memang, sangat sulit, bahkan bagi dokter, untuk membedakan morfologi ruam. Jadi, saat kami menilai kasus yang diduga, salah satu hal terpenting yang kami lihat adalah riwayat perjalanan," kata Dr. Lock.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini