Sukses

Anura Kumara Dissanayaka Dilantik Jadi Presiden Sri Lanka

Adapun Wickremesinghe menempati posisi ketiga dalam pemungutan suara yang berlangsung pada hari Sabtu (21/9).

Liputan6.com, Kolombo - Presiden sayap kiri pertama Sri Lanka dilantik pada hari Senin (23/9/2024). Anura Kumara Dissanayaka (55), seorang yang mengaku sebagai Marxis dari Front Pembebasan Rakyat (JVP) mendapat lonjakan dukungan setelah krisis ekonomi negara itu pada tahun 2022 memaksa rakyat Sri Lanka biasa mengalami kesulitan yang menyakitkan.

"Saya akan melakukan yang terbaik untuk sepenuhnya memulihkan kepercayaan rakyat terhadap politikus," kata Dissanayaka setelah mengambil sumpah, seperti dilansir CNA.

"Saya bukan dukun, saya bukan pesulap," ujarnya. "Ada hal-hal yang saya ketahui dan hal-hal yang tidak saya ketahui, tetapi saya akan mencari nasihat terbaik dan melakukan yang terbaik. Untuk itu, saya butuh dukungan semua orang."

Dissanayaka menggantikan Ranil Wickremesinghe (75), yang menjabat di puncak krisis keuangan menyusul gagal bayar utang luar negeri pertama pemerintah serta kekurangan pangan, bahan bakar, dan obat-obatan selama berbulan-bulan. Wickremesinghe telah memberlakukan kenaikan pajak yang tajam dan langkah-langkah penghematan lainnya sesuai ketentuan dana talangan Dana Moneter Internasional (IMF).

Kebijakannya disebut mengembalikan pertumbuhan ekonomi, namun membuat jutaan orang berjuang untuk memenuhi kebutuhan.

"Saya dapat dengan yakin mengatakan bahwa saya telah melakukan yang terbaik untuk menstabilkan negara selama salah satu periode tergelapnya," kata Wickremesinghe.

Sesaat sebelum upacara, Perdana Menteri Dinesh Gunawardena mengundurkan diri, membuka jalan bagi Dissanayaka untuk menunjuk kabinetnya sendiri. Partai Dissanayaka mengatakan bahwa ia ingin memiliki kabinetnya sendiri hingga parlemen baru terpilih akhir tahun ini. Partai JVP-nya hanya memiliki tiga anggota di parlemen yang beranggotakan 225 orang.

Dia telah berjanji untuk terus melanjutkan paket penyelamatan IMF yang dinegosiasikan oleh pendahulunya tahun lalu, namun mengubah ketentuan untuk memberikan pemotongan pajak.

"Ini adalah dokumen yang mengikat, tetapi ada ketentuan untuk dinegosiasikan ulang," kata Bimal Ratnayake,  anggota senior partai Dissanayaka, kepada AFP.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Janji Dissanayaka

Partai yang dikomandani Dissanayaka memimpin dua pemberontakan pada tahun 1970-an dan 1980-an yang menewaskan lebih dari 80.000 orang sebelum meninggalkan kekerasan. Partai ini telah menjadi pemain sampingan dalam politik Sri Lanka selama beberapa dekade sejak saat itu, dengan perolehan suara kurang dari 4 persen selama pemilihan parlemen terakhir pada tahun 2020.

Namun, krisis Sri Lanka terbukti menjadi peluang bagi Dissanayaka, yang popularitasnya meningkat setelah berjanji untuk mengubah budaya politik "korup" di negara itu.

Dia menganggap revolusioner Marxis terkenal, Che Guevara, sebagai salah satu pahlawannya.

Sejak popularitasnya meningkat, dia telah melunakkan beberapa kebijakan, dengan mengatakan bahwa dia percaya pada ekonomi terbuka dan tidak sepenuhnya menentang privatisasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.