Liputan6.com, Assisi - Tanah di Italia berguncang pada 26 September 1997. Dua gempa bumi menewaskan 10 orang dan merusak parah harta karun seni yang tak ternilai di Italia bagian tengah.
Menurut laporan BBC on This Day, salah satu karya seni paling berharga yang hancur adalah rangkaian lukisan dinding di Upper Church, Basilica of St Francis (Basilika Santo Fransiskus) di Assisi.
Baca Juga
Gempa bumi pertama terjadi pada pukul 02.33 waktu setempat dan berkekuatan magnitudo 5,6. Gempa kedua terjadi lebih dari 10 jam kemudian dan sedikit lebih kuat.
Advertisement
Pusat gempa Italia berada di perbukitan Apennini, dan beberapa kota lain yang dekat dengan Assisi juga terkena dampaknya.
Katedral Orvieto, Urbino, Bevagna, dan Fabriano semuanya dilaporkan mengalami retakan pada susunan batu.
Namun, kerusakan terburuk terjadi di Assisi, tempat para penyelamat bekerja sepanjang malam dengan buldoser mini untuk memindahkan berton-ton puing dalam pencarian korban selamat.
Rangkaian lukisan dinding di Basilika Assisi karya Bencivieni di Pepo Cimabue dikatakan oleh para ahli sebagai hal mendasar bagi sejarah seni Barat.
Castantino Centoni, pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas karya seni di wilayah tersebut, mengatakan hampir tidak ada yang tersisa.
"Kami mengangkat kepala dan melihat pecahan basilika jatuh menimpa kami," kata Ferigio Fusetti.
Empat orang juga tewas di gereja tersebut, tewas akibat tertimpa reruntuhan.
Serigio Fusetti berada di Upper Church, gereja bersama Castantino Centoni, untuk memeriksa kerusakan akibat gempa pertama ketika gempa kedua yang lebih kuat terjadi.
"Ketika guncangan terjadi, kami mengangkat kepala dan melihat pecahan basilika jatuh menimpa kami. Kami berjumlah sekitar tiga puluh orang saat itu. "Beberapa dari kami mulai berlari dan kami menarik yang lain dengan tangan kami. Para biarawan yang tewas berada di belakang saya," kata Serigio Fusetti.
Renovasi Gereja
Lower church Basilica of St Francis (Basilika Santo Fransiskus) di Assisi dibuka kembali pada November 1997.
Selama pemugaran gereja Upper Church, para teknisi memasang kabel khusus yang dirancang untuk meregang dan kembali seperti karet elastis saat terjadi gempa bumi untuk membantu melindungi dari getaran di masa mendatang.
Rekonstruksi kompleks tersebut akhirnya selesai pada November 1999 dengan biaya $50 juta atau sekitar Rp755 miliar saat ini.
Banyak penduduk Assisi mengeluh bahwa gereja tersebut telah selesai dibangun sebelum mereka dipindahkan dari rumah mereka yang rusak akibat gempa bumi.
Advertisement