Liputan6.com, Jakarta - Pada Kamis, 26 September 2024, Pelabuhan Tanjung Priok menjadi latar berlabuhnya dua kapal milik Angkatan Laut Jerman, kapal fregat FGS Baden-Württemberg dan kapal pengisian bahan bakar FGS Frankfurt am Main. Kedua kapal ini akan berlabuh di Jakarta dari 26 hingga 29 September 2024.
Kedatangan dua kapal Jerman ini menjadi bagian dari Indo-Pacific Deployment (IPD24), operasi Angkatan Laut Jerman melayari Samudra Pasifik dan Hindia dari bulan Juni hingga November 2024.
Baca Juga
Dinamika kawasan Indo-Pasifik melatarbelakangi operasi IPD24 yang disebut Jerman sebagai “operasi paling rumit yang pernah dilaksanakan oleh Angkatan Laut Jerman.“
Advertisement
“Indo-Pacific Deployment 2024 berlangsung pada saat meningkatnya ketegangan di beberapa bagian kawasan ini. Perlu diketahui bahwa operasi ini merupakan tanda kuat komitmen Jerman untuk menegakkan hukum internasional, Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut, dan komitmen kami terhadap tatanan internasional yang berbasis aturan,” ujar Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor-Leste Ina Lepel pada konferensi pers Kamis (26/9).
“Sebagai bagian dari pendekatan komprehensif kami yang terdiri dari kemitraan yang kuat untuk mempromosikan keamanan, stabilitas dan kemakmuran di kawasan ini, Jerman berkomitmen untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan keamanan dengan mitra-mitra kami di Indonesia, yang merupakan mitra keamanan utama di Asia Tenggara,” lanjut sang dubes.
Selama operasi ini, kedua kapal militer Jerman ini telah menempuh perjalanan yang panjang. Perwakilan dari Angkatan Laut Jerman, Admiral Axel Schulz, mengatakan, “Kami menyeberangi Atlantik utara, melewati Terusan Panama, menyeberangi Pasifik untuk berada di sini dan bekerja sama dengan mitra, teman, dan sekutu kami di kawasan Asia Tenggara.”
Seperti apa dua kapal Jerman yang telah mengarungi samudera selama berbulan-bulan untuk mencapai misi penting Jerman di kawasan Indo-Pasifik, dan apa keistimewannya?
Berikut ini sejumlah keistimewaan FGS Baden-Württemberg dan FGS Frankfurt am Main yang sedang berlabuh di Jakarta, tim Liputan6.com rangkum dalam serangkaian foto berikut:
1. Penampakan kapal FGS Frankfurt am Main, merupakan kapal pengisian bahan bakar yang digunakan untuk mendukung kapal FGS Baden-Württemberg dengan panjang sekitar 174 meter.
Advertisement
2. Awak kapal Frankfurt am Main di atas dek kapal saat berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedatangan mereka disambut oleh TNI Angkatan Laut dan pertunjukkan marching band.
3. Penampakan kapal fregat FGS Baden-Württemberg, panjangnya sekitar 150 meter dengan lebar 19 meter. Berkapasitas 190 orang, tetapi kru utama kapal tersebut berjumlah sekitar 126 orang.
Advertisement
4. Bridge (anjungan kapal) di Baden-Württemberg. Tempat ini berfungsi sebagai ruang navigasi dan komunikasi. Informasi penting seputar kapal dan pelayaran tertera di layar-layar dalam ruangan ini. Berbagai alat, tombol, dan tuas di sini berfungsi untuk mengatur pelayaran kapal.
5. Jendela di depan kursi navigasi di dalam bridge Baden-Württemberg, untuk navigator kapal melihat situasi sekitar.
Advertisement
6. Dek kapal Baden-Württemberg bagian depan. Di foto ini dapat dilihat jendela-jendela menuju bridge, jangkar, radar, dan berbagai senjata, seperti senapan mesin, senapan 127 milimeter, dan rudal antikapal. Semua senjata didesain untuk dikendalikan dari jarak jauh oleh awak kapal.
7. Mast atau tiang kapal pada dek Baden-Württemberg, digunakan untuk pengisian bahan bakar dan perbekalan di laut. Dengan mast tersebut, awak kapal dapat mengambil bahan bakar atau makanan dari kapal tanker atau kapal pendukung.
Advertisement
8. Kapal Baden-Württemberg memiliki senjata rolling airframe missile (RAM) yang digunakan untuk pertahanan diri. Misil ini dapat ditembakkan setinggi 30.000 kaki (9 kilometer) dan sejauh 5 sampai 6 mil (8 sampai 9,6 kilometer). RAM dapat digunakan untuk menembak jatuh drone, misil, atau helikopter.
9. Di dalam kapal Baden-Württemberg ada Rigid Inflatable Boat (RIB) atau perahu karet kaku, digunakan untuk berbagai hal, seperti menyelamatkan orang yang terjatuh ke laut atau mengantar pasukan khusus. Perahu ini dapat memuat 11 orang dan juga dapat menopang senapan mesin atau peluncur granat. Perahu ini dapat menempuh kecepatan hingga 50 knot (92 kilometer per jam).
Advertisement