Liputan6.com, Beirut - Konflik Israel dan Hizbullah di Lebanon kian memanas. Laporan VOA Indonesia yang dikutip Selasa (1/10/2024) menyebut tank-tank Israel terlihat berkumpul di dekat perbatasan dengan Lebanon pada hari Senin (30/9).
Sementara itu, jet-jet Israel terus menyerang berbagai target, ibu kota Lebanon, Beirut pun tak luput jadi sasaran. Semua itu disebut menandakan bahwa Israel dan Hizbullah bergerak semakin dekat ke arah perang habis-habisan.
Baca Juga
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan lebih dari 1.000 orang Lebanon telah tewas dan sedikitnya 6.000 lainnya terluka dalam dua pekan belakangan.
Advertisement
Sementara itu, pemerintah mengatakan satu juta orang – sekitar seperlima populasinya – telah lari meninggalkan rumah mereka. Sebagian dari mereka yang meninggalkan Lebanon selatan, tidur di lapangan parkir di Kota Sidon.
Ghada Fawaz, di desa pegunungan Aramoun, membuka apartemen untuk para pengungsi. Ia mengatakan kepada Reuters bahwa ia melihat ketakutan para pengungsi.
Ghada Fawaz mengatakan, "setiap hari sewaktu saya lewat dan mengetuk pintu mereka untuk mengetahui keadaan mereka dan melihat apa yang mereka perlukan, saya merasakan ketakutan dan kecemasan di mata mereka. Mereka selalu ketakutan akan terluka di tempat mereka mengungsi, jangan sampai terjadi. Ini karena begitu banyak yang telah mereka alami dan mereka saksikan.”
Keputusasaan bagi sebagian orang semakin parah, karena hingga kini, Lebanon adalah tempat mereka mengungsi.
Raed Ali termasuk di antara ribuan pengungsi yang melarikan diri dari perang saudara di negara tetangga, Suriah. Ia mengatakan ia meninggalkan Suriah dan menuju kawasan Dahiyeh di pinggiran kota Beirut, dan kemudian melarikan diri ke Beirut.
"Saya punya keluarga, lima anak perempuan, dan juga keluarga abang saya. Kami tidak tahu ke mana harus pergi. Itulah masalahnya, kami tidak tahu bagaimana nasib kami sendiri," kata Raed Ali kepada Reuters.
Lebanon Siap Jika Israel Melakukan Serangan Darat
Pasukan Israel telah melancarkan banyak serangan terhadap Hizbullah dalam gelombang serangan selama dua pekan terhadap berbagai target di Lebanon. Serangan-serangan itu juga telah menewaskan beberapa komandan Hizbullah.
Hizbullah dan Israel saling melepaskan tembakan melintasi perbatasan sejak dimulainya perang di Gaza yang dipicu oleh serangan 7 Oktober oleh militan Hamas.
Israel segera meningkatkan serangan-serangannya terhadap Hizbullah dua pekan silam, menewaskan banyak pemimpin kelompok itu. Tujuan yang ditetapkan Israel adalah membuat daerah-daerah di bagian utaranya aman bagi warga untuk kembali ke rumah mereka.
Menteri pertahanan Israel kini sedang membahas perluasan ofensif mereka.
Sementara itu, Wakil pemimpin Hizbullah pada hari Senin (30/9) mengatakan milisi dukungan Iran itu siap jika Israel meluncurkan serangan darat.
Naim Qassem menyampaikan pidato umum pertamanya sejak serangan udara Israel terhadap sebuah pinggiran kota Beirut pada Jumat(27/9) lalu menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. Qassem mengatakan kelompok itu akan memilih pemimpin baru dalam waktu dekat. Warga sipil Lebanon menyaksikan perkembangan itu dengan perasaan takut.
Advertisement