Sukses

AS Kerahkan Pasukan Tambahan ke Timur Tengah untuk Lindungi Israel

Ketegangan melanda Timur Tengah menyusul intensnya pertempuran Israel versus Hizbullah.

Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) mengirim "beberapa ribu" pasukan ke Timur Tengah untuk memperkuat keamanan dan membela Israel jika perlu. Demikian disampaikan Pentagon pada hari Senin (30/9/2024).

Pasukan tambahan ini akan meningkatkan jumlah total pasukan AS di Kawasan Timur Tengah hingga mencapai 43.000 orang.

"Peningkatan kehadiran tersebut akan melibatkan beberapa skuadron jet tempur dan pesawat serang," kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh seperti dilansir kantor berita AP, Selasa (1/10)

Para pejabat AS mengatakan jumlah tersebut juga mencakup sejumlah kecil pasukan lain.

Peningkatan jumlah pasukan terjadi pasca serangan udara Israel ke Lebanon yang membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah pada Jumat (27/9), menandai eskalasi konflik signifikan antara Israel dan Hizbullah.

Personel tambahan mencakup skuadron jet tempur F-15E, F-16, F-22, pesawat serang A-10, dan personel yang dibutuhkan untuk mendukungnya. Jet-jet tersebut seharusnya dirotasi dan menggantikan skuadron yang sudah ada di sana. Sebaliknya, skuadron yang ada dan yang baru akan tetap berada di tempat untuk menggandakan kekuatan udara.

Pada hari Minggu , Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengumumkan bahwa dia akan memperpanjang sementara kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln dan sayap udaranya di wilayah tersebut. Seorang pejabat AS menuturkan perpanjangan tersebut akan berlangsung selama sekitar satu bulan.

Kapal induk kedua, USS Harry S. Truman, berangkat dari Virginia pekan lalu dan sedang dalam perjalanan menuju Eropa. Kapal induk tersebut akan menuju Laut Mediterania dan akan kembali menyediakan kehadiran dua kapal induk di wilayah yang lebih luas. Kapal induk tersebut diperkirakan tidak akan tiba setidaknya selama sepekan lagi.

Di Gedung Putih, Presiden Joe Biden mengatakan pada hari Senin, dia mengetahui laporan bahwa Israel merencanakan serangan darat terbatas ke Lebanon setelah hampir setahun bertempur dengan Hizbullah.

"Saya lebih tahu daripada yang mungkin Anda ketahui ... Kita harus melakukan gencatan senjata sekarang," ujarnya.