Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara maju, Jepang secara aktif berkontribusi membantu pembangunan di negara-negara berkembang di dunia, termasuk Indonesia, melalui berbagai sektor.
Hal ini sudah dilakukan negara itu sejak pasca Perang Dunia II, lewat proyek di bawah naungan Official Development Assistance (ODA).
Baca Juga
ODA, Badan Pembangunan Jepang, menginjak usia ke-70 pada tahun ini.
Advertisement
"Tujuan awalnya adalah untuk Kembali mendapatkan kepercayaan yang hilang akibat perang dan bangkit Kembali sebagai negara yang bertanggung jawab di panggung internasional," tutur Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA) Tanaka Akihiko dalam pernyataan pers virtual yang diikuti Liputan6.com pada Selasa (1/10/2024).
Ketika itu, Akihiko menyebut bahwa salah satu program yang turut dikerjakan oleh ODA adalah pengembangan Sungai Brantas di Indonesia. Dalam proyek itu, ODA membantu pembangunan terowongan pembuangan air, bendungan hingga fasilitas irigasi untuk mencegah banjir, menyediakan pasokan listrik dan menciptakan lahan pertanian.
Pembangunan Multisektoral
ODA juga sudah memfasilitasi pembangunan di Asia Selatan, Asia Tengah, Amerika Latin hingga Afrika.
"Di Afrika, kampi membantu peningkatkan produksi beras melalui kerja sama teknis yang tepat dan berhasil meningkatkan produksinya hingga lebih dari dua kali lipat," jelas Akihiko.
Di sektor kesehatan, ODA juga membantu melancarkan buku kesehatan ibu anak yang sudah digunakan di lebih dari 50 negara di seluruh dunia.
Lebih jauh, ODA juga berkontribusi pada perdamaian kawasan. Salah satunya, mendorong perdamaian dalam konflik di Filipina.
"Di bawah pemerintahan Koizumi, Jepang mengumumkan paket dukungan Mindanao dan memulai proyek untuk pembangunan sosial ekonomi Mindanao dan JICA mulai mengirim staf pendukung ke tim pemantauan internasional sejak tahun 2006," kata dia.
Advertisement
Harapkan Hasil Nyata
Akihiko menekankan bahwa ODA mengharapkan hasil konkret lewat program-program yang diluncurkannya.
"Proyek Delhi Metro misalnya, adalah proyek besar dengan jumlah biaya yang sangat besar. Namun, hasilnya lebih besar dibandingkan dengan modal pembiayaannya," paparnya.
"Atau juga program kesehatan ibu anak, anggarannya sejauh ini sangat kecil. Namun proyek kerja sama teknis ini membuahkan hasil dan membawa dampak."
Program-program itu, sebut Akihiko, kemudian juga terus dikembangkan oleh pemerintah negara setempat berdasarkan kebijakan mereka masing-masing.
"Dengan kata lain, semua proyek yang telah saya perkenalkan sejauh ini untuk negara ini telah menerima pembiayaan sedemikian rupa sehingga proyek-proyek tersebut sangat penting bagi negara mereka sendiri, dan mereka sangat proaktif dalam melaksanakan proyek-proyek tersebut," tuturnya.
Akihiko menyebut bahwa program-program di bawah ODA juga diharapkan dapat mengembangkan sumber daya manusia (SDM) secara lokal.
"Dengan kata lain, kepemilikan dan pengembangan bakat manusia serta komitmen jangka Panjang akan terus menjadi pilar penting bagi ODA ke depannya," tambahnya.