Liputan6.com, Jakarta - Planet KMT-2020-BLG-0414 berada 4.000 tahun cahaya dari bumi. Para astronom menyebut, planet ini dapat memberikan gambaran tentang nasib bumi dalam delapan miliar tahun mendatang.
Dikutip dari laman Live Science pada Rabu (02/10/2024), planet KMT-2020-BLG-0414 ditemukan mengorbit pada katai putih atau sisa-sisa bintang yang telah lama mati dan tidak bersinar. Katai putih serupa planet berbatu.
Planet ini mengorbit pada jarak yang kira-kira dua kali jarak Bumi ke Matahari. Hal ini menunjukkan bahwa planet berbatu bisa terbentuk dan bertahan hidup di sekitar bintang katai putih, meskipun pada jarak yang berbeda dari bintang induknya.
Advertisement
Baca Juga
Planet KMT-2020-BLG-0414 adalah planet ekstrasurya yang diidentifikasi melalui metode mikrolensing gravitasi. Planet ini diperkirakan memiliki ukuran yang mirip dengan Neptunus dan mengorbit bintang yang lebih kecil daripada matahari kita.
KMT-2020-BLG-0414 ditemukan melalui proyek Korea Microlensing Telescope Network (KMTNet). Proyek antariksa ini menggunakan jaringan teleskop di seluruh dunia untuk mendeteksi perubahan cahaya dari bintang-bintang yang jauh.
Metode mikrolensing gravitasi terjadi ketika gravitasi sebuah bintang atau planet memengaruhi cahaya dari bintang lain yang berada di belakangnya. Hal ini menciptakan efek lensa yang dapat diukur.
Menurut para astronom, KMT-2020-BLG-0414 menunjukkan kondisi bumi jika berhasil lolos dari bencana akibat transformasi matahari yang akan terjadi dalam waktu lima hingga enam miliar tahun lagi.
Transformasi Matahari
Melansir laman NASA pada Rabu (02/10/2024), matahari adalah bintang berukuran sedang yang terbentuk dari gas yang sangat panas yang sebagian besar adalah hidrogen dan helium. Bintang bersinar dengan membakar hidrogen menjadi helium di intinya.
Jika bahan bakar hidrogennya habis, bintang mulai membakar helium. Hal itu menyebabkan jumlah energi yang dikeluarkan matahari sangat besar, hingga mengakibatkan bintang membengkak hingga ratusan atau bahkan ribuan kali lipat dari ukuran aslinya.
Fenomena itu diperkirakan akan terjadi pada matahari sekitar lima sampai enam miliar tahun dari sekarang. Ketika Matahari bertransformasi menjadi bintang raksasa merah, bintang ini akan menyapu bersih planet-planet di sekitarnya, mulai dari Merkurius, Venus, Mars, dan bumi.
Para astronom menilai, bumi akan menjadi seperti KMT-2020-BLG-0414 jika berhasil selamat dari transformasi matahari. Bumi akan menjauh dari matahari yang sedang sekarat.
Dikutip dari laman Space pada Rabu (02/10/2024), para peneliti belum bisa memastikan apakah Bumi akan selamat dari bencana tersebut. Pasalnya, diperkirakan planet kita hanya memiliki waktu sekitar satu miliar tahun lagi sebelum lautan di Bumi menguap akibat efek rumah kaca yang meningkat.
Advertisement
Kehidupan Planet KMT-2020-BLG-0414
Dalam penelitian yang publikasikan jurnal Nature Astronomy pada 26 September 2024 lalu, planet KMT-2020-BLG-0414 terletak dekat benjolan tebal atau "bulge" galaksi Bima Sakti. Planet ini pertama kali ditemukan oleh para astronom pada 2020 ketika bergerak di depan cahaya bintang yang berjarak 25.000 tahun cahaya.
Para astronom bisa menentukan bumi bernasib sama seperti planet tersebut ketika mengamati peristiwa mikrolensa gravitasi. Untuk menyelidiki sistem planet ini lebih jauh, tim dari University of California, Berkeley mengamati peristiwa tersebut menggunakan teleskop Keck 10 meter di Hawaii.
Butuh waktu tiga tahun bagi peneliti bisa mengetahui dan menyimpulkan bahwa planet tersebut merupakan bintang katai putih. Meski KMT-2020-BLG-0414 menjadi bukti bahwa bumi memiliki kemungkinan lolos dari ditelan Matahari, tetapi nasibnya hanya akan menjadi bintang mati dan tidak ada kehidupan.
(Tifani)