Sukses

JK: Hanya Ada 3 Orang di Dunia yang Bisa Hentikan Perang di Palestina

Jusuf Kalla juga menggarisbawahi pentingnya penguasaan teknologi untuk pertahanan negara.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil presiden ke-10 dan 12 Indonesia Jusuf Kalla menilai bahwa hanya ada tiga orang di dunia yang dapat menghentikan perang Israel dan Palestina.

Mereka adalah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan siapapun yang menjadi Presiden Amerika Serikat (AS).

"Hanya tiga orang itu. Tidak ada negara lain yang bisa mendamaikan tanpa ketiga orang itu," kata Kalla usai menerima penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Kamis (3/10/2024).

Selain peran penting ketiga tokoh itu, Kalla juga menggarisbawahi pentingnya penguasaan teknologi dalam mengatasi perang antar negara.

Menurut dia, perang di berbagai belahan dunia saat ini mengandalkan kemampuan teknologi.

"Perang sekarang adalah perang teknologi yang kita tidak kuasai. Karena itulah maka pada masa datang tantangan kita bukan hanya tantangan dari pihak ingin menguasai, tapi tantangannya kepada teknologi," kata dia.

Negara-negara Islam, terutama di Timur Tengah, tidak lagi hanya dapat mengandalkan kekayaan sumber daya namun juga harus berinvestasi terhadap teknologi.

"Tanpa upaya menguasai teknologi, maka negara-negara Islam akan terkuasai," lanjut Kalla.

"Maka penguasaan ilmu dan teknologi harus menjadi bagian dari upaya kita di masa datang. Siapa yang membayangkan bahwa pager yang kecil itu bisa menjadi bom yang luar biasa? Hanya teknologi yang bisa mengatasinya."

 

2 dari 2 halaman

Masalah yang Saling Terkait

Lebih jauh, Kalla juga menekankan bahwa akar permasalahan dalam berbagai perang di dunia sebenarnya saling berkaitan.

"Semuanya masalah ini saling terkait. Terkait kemampuan ekonomi, pendidikan yang kuat dan penguasaan teknologi," kata dia sambal menyorot ketimpangan kondisi ekonomi di Indonesia.

Suatu negara, sebut Kalla, tidak akan diabaikan jika memiliki kemampuan ekonomi, pertahanan, keberanian dan Pendidikan yang kuat.

"Itulah yang dapat mengatasi masalah kita di masa datang dan itulah yang menjadi modal negara siapapun ntuk hidup damai, melawan ketidakadilan dunia," imbuh dia.