Sukses

31 Tahun Dicari, Harta Karun Prancis Seharga Rp5 Miliar Ini Akhirnya Ditemukan

Pencarian harta karun berdasarkan sebuah buku berjudul 'On the Trail of the Golden Owl' akhirnya berakhir setelah tiga dekade. Hartanya berupa sebuah patung emas berbentuk burung hantu yang dengan harga berkisar Rp5 miliar.

Liputan6.com, Paris - Selama lebih dari tiga dekade, banyak orang telah berlomba-lomba mencari suatu harta karun yang terkubur di Prancis, sebagaimana disebutkan dalam sebuah buku teka-teki keluaran 1993 karya Max Valentin dengan ilustrasi oleh Michel Becker, On the Trail of the Golden Owl.

Akhirnya, pada Kamis, 3 Oktober 2024 pagi di suatu tempat di Prancis, harta karun berupa sebuah patung burung hantu emas tersebut ditemukan. Temuan itu mengakhiri salah satu perburuan harta karun terlama di dunia.

Melansir dari The Guardian pada Senin (21/10/2024), temuan ini dikonfirmasi pada pukul 8.26 pagi, saat muncul postingan di platform Discord resmi pemburuan tersebut yang menyatakan, “Jangan terus menggali! Kami mengonfirmasi bahwa replika burung hantu emas telah ditemukan semalam, dan solusi telah disampaikan secara bersamaan.”

Sebenarnya, patung yang ditemukan merupakan replika yang terbuat dari perunggu, tetapi seseorang yang berhasil menemukan patung tersebut dapat menukarnya dengan patung asli milik sang penulis buku yang terbuat dari emas dan perak. Ketika buku On the Trail of the Golden Owl pertama kali diterbitkan, nilai patung ini diperkirakan mencapai 1 juta franc, setara dengan hampir €300 ribu atau Rp5 miliar saat ini.

Sayangnya, per Kamis (3/10) siang, penemu replika patung tersebut dan di mana harta karun itu ditemukan belum dipublikasikan dan masih menjadi misteri.

Pada hari Kamis (3/10) itu, banyak pemburu yang menyatakan kekecewaan mereka karena pencarian telah berakhir. Salah satu anggota komunitas di forum mengenai pencarian ini mengatakan bahwa ia merasa “terpukul”. 

“Sulit untuk diterima,” ujar seorang pencari yang lain, sementara pencari ketiga menambahkan, ”Saya akui, saya meneteskan air mata.” Namun, seorang pemburu lain mengungkapkan kelegaannya.  “Anehnya, cukup lega... Saya bebas!” ujarnya.

2 dari 3 halaman

Pencarian Harta Karun Dimulai dari Buku

Perburuan harta karun ini pertama kali dimulai dengan terbitnya buku teka-teki bergambar dengan judul On the Trail of the Golden Owl yang memiliki petunjuk-petunjuk mengenai harta yang tersembunyi itu. Selain mengilustrasikan buku ini, seniman Prancis Michel Becker juga memahat patung yang menjadi harta tersebut.

Karya Becker bukan lah satu-satunya buku yang menimbulkan aksi pencarian harta karun. Perburuan patung burung hantu itu terinspirasi oleh perburuan sebelumnya yang berdasarkan Masquerade, buku asal Inggris keluaran tahun 1979 karya seniman Kit William yang terjual lebih dari satu juta buku. Buku tersebut memicu pencarian berskala nasional untuk sebuah harta berupa kelinci emas 18 karat yang bertatahkan permata. Kelinci tersebut akhirnya ditemukan tiga tahun kemudian di sebuah taman di Bedfordshire.

Berdasarkan aturan perburuan burung hantu tersebut, siapa pun yang menemukan replika burung hantu perunggu tersebut berhak untuk menukarnya dengan burung hantu emas karya Becker. Namun, si penemu juga harus menunjukkan bahwa ia berhasil menemukan tempat di mana replika itu dikubur dengan memecahkan 11 teka-teki misterius yang dibuat oleh penulis buku tersebut, Max Valentin, dan bukan dengan cara lain, seperti detektor logam.

Pencarian burung hantu emas berlangsung selama 31 tahun. Puluhan ribu orang yang berdedikasi telah ambil bagian dalam pencarian ini. 

Sejak hadirnya internet, perburuan ini menjadi semakin populer. Forum-forum online memungkinkan para pemburu harta karun, yang dikenal sebagai chouetteur dalam bahasa Prancis, untuk saling bertukar catatan dan teori serta membangun database online.

3 dari 3 halaman

Perburuan Panjang yang Menuai Konflik

Selama diskusi bertahun-tahun, para pemburu harta karun, yang dikenal sebagai chouetteur berhasil setuju atas bagaimana beberapa misteri dalam buku tersebut dapat dipecahkan. Namun, belum ada yang berhasil memecahkan teka-teki ke-12, sebuah puzzle terakhir yang tersembunyi dan terdiri dari berbagai macam potongan dari 11 teka-teki utama. 

Banyak chouetteur yang lebih tua mengeluh bahwa banyaknya kemungkinan solusi untuk teka-teki tersebut yang tersedia di internet telah mempersulit tugas mereka.

Pencarian ini telah memicu beberapa kasus pengadilan, termasuk proses perceraian. 

Menariknya, terdapat satu kasus yang diajukan oleh Becker sendiri terhadap keluarga Valentin untuk mendapatkan lokasi pasti dari patung burung yang dikuburkan setelah sang penulis, yang bernama asli Régis Hauser, meninggal dunia pada tahun 2009.

Pada saat itu, sang pemahat patung tersebut memiliki burung hantu emas yang dibuatnya, tetapi tidak memiliki amplop tersegel di mana Valentin, satu-satunya orang yang mengetahui di mana replika burung itu dikuburkan, telah meletakkan solusi untuk teka-tekinya. Amplop tersebut berada di tangan ahli waris sang penulis.

Selain itu, suatu kasus juga pernah menimpa sang seniman Michel Becker. Becker dibawa ke pengadilan beberapa tahun yang lalu oleh para chouetteur yang marah setelah ia mencoba menjual patung burung hantu tersebut. Seorang hakim akhirnya memutuskan bahwa patung itu tidak dapat dijual karena secara hukum merupakan milik orang yang menemukan replika tersebut.

Di tahun-tahun belakangan, Becker, yang terlihat seperti ingin perburuan tiga dekade ini selesai secepatnya, merilis lebih banyak lagi petunjuk mengenai lokasi burung replika tersebut. Hal ini memancing amarah para chouetteur.