Sukses

Joe Biden Ragu Pemilu AS 2024 Bisa Berlangsung Damai

Joe Biden merujuk pada pernyataan Donald Trump yang menolak mengakui kekalahannya dalam pilpres AS tahun 2020.

Liputan6.com, Washington D.C - Dalam pernyataannya pada Jumat (4/10/2024), Joe Biden mengaku ragu bahwa pemilu AS 2024 dapat berlangsung damai. Hal ini merujuk pada kandidat Partai Republik, Donald Trump, yang enggan mengakui kekalahannya dalam pilpres AS 2020. 

Dilansir VOA Indonesia, Minggu (6/10), Biden mengungkapkan kekhawatirannya saat anggota parlemen dan analis mulai memperingatkan tentang berlangsungnya kampanye yang semakin agresif menjelang pemungutan suara.

Trump—yang selamat dari upaya pembunuhan pada Juli serta rencana serangan lain yang terungkap pada September—menuduh adanya kecurangan besar setelah ia kalah dari Biden pada pemilu sebelumnya. Tudingan tanpa bukti itu memancing kemarahan para pendukungnya, sehingga mereka menyerbu Gedung Capitol Amerika Serikat.

"Saya yakin [pemilu] ini akan berlangsung bebas dan adil. [Namun] saya tidak tahu apakah ini akan berlangsung damai," kata Biden kepada wartawan saat ia membahas pemilu.

"Ucapan-ucapan Trump dan pernyataannya saat ia tidak puas dengan hasil pemilu sebelumnya sangat berbahaya."

Trump dimakzulkan pada 2021 karena menghasut pemberontakan setelah ratusan pendukungnya melukai polisi dan merusak jendela serta pintu di Capitol. Insiden tersebut mencerminkan ketegangan yang meningkat dan dampak dari retorika politik yang provokatif.

Jaksa menuduh Trump terlibat dalam "upaya kriminal diam-diam" untuk menggulingkan pemilihan, yang berujung pada kekerasan.

2 dari 2 halaman

Pidato Provokatif Trump

Trump—yang kembali ke lokasi upaya pembunuhan pertamanya di Butler, Pennsylvania, pada Sabtu—sering dihujani kritik karena pidatonya yang kerap provokatif.

Trump berkampanye pada Jumat di North Carolina, di mana ia mengulangi klaimnya tentang kecurangan Pemilu 2020: "Kita harus terpilih, tetapi ingat ini, mereka curang sekali," katanya.

Ia juga mengunjungi negara bagian tetangga Georgia, yang dimenangkan oleh Trump pada tahun 2016 namun direbut oleh Biden dengan margin tipis empat tahun lalu—dan menjadi salah satu hadiah paling signifikan dalam peta pemilihan 2024.