Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Wamenlu RI) Pahala Mansury memaparkan sejumlah sektor prioritas yang diharapkan dapat menjadi sumber kerja sama antara Indonesia dengan negara-negara di Asia Selatan dan Tengah.
Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kerja sama antara kedua kawasan, serta memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh kedua pihak.
Baca Juga
Pertama, sektor energi dan keamanan energi.
Advertisement
Pahala menyorot kondisi di mana Indonesia saat ini masih mengimpor sejumlah besar minyak dan gas. Sementara di sisi lain, negara di Asia Tengah seperti Kazakhstan, Uzbekistan dan Turkmenistan memiliki cadangan minyak dan gas alam yang signifikan.
Ini merupakan sebuah potensi kerja sama yang luas antara kedua pihak.
"Misalnya, Indonesia saat ini mengimport sekitar 500.000 hingga 600.000 barel minyak dan produk setara setiap hari. Untuk memastikan keamanan energi, kerja sama dalam pasokan, investasi, dan teknologi eksplorasi minyak dan gas sangat penting," kata Pahala saat membuka forum bisnis Asia Selatan dan Tengah atau South and Central Asia (INASCA) Business Forum 2024 di Hotel Four Seasons, Jakarta, Senin (7/10/2024).
Sebaliknya, Indonesia juga dapat membagikan pengalaman dalam membangun kapasitas, terutama dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga gas dan sumber energi terbarukan seperti solar dan hidrogen.Â
"Seiring transisi global menuju sumber energi terbarukan, kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tengah dalam pengembangan energi surya dan hidrogen juga sangat potensial," lanjut Pahala.
Sektor Prioritas Lainnya
Kedua, sektor pertanian dan keamanan pangan.
Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tengah menghadapi permintaan pangan yang tinggi dan terus meningkat karena pertumbuhan populasi. Saat ini, banyak negara di kawasan ini yang masih bergantung pada impor pangan. Pertanian adalah salah satu sektor yang paling penting baik untuk Indonesia maupun sebagian besar negara di Asia Selatan dan Asia Tengah.
"Melalui forum ini, diharapkan dapat dieksplorasi cara-cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan keamanan pangan. Ini tidak hanya tentang memastikan pasokan rantai pangan tetapi juga mengembangkan pasokan pupuk, yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian," kata Pahala.
Ketiga, sektor kesehatan dan pasokan obat-obatan.
Sistem kesehatan dan layanan di Indonesia serta di Asia Selatan dan Asia Tengah masih memerlukan penguatan, terutama mengingat kebutuhan populasi yang terus meningkat.
Pahala menyebut bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada impor peralatan kesehatan dan bahan baku obat-obatan, sementara beberapa negara di Asia Tengah telah mengembangkan kapasitas produksi domestik untuk memenuhi kebutuhan farmasi mereka sendiri.
"Ini membuka peluang kerja sama dalam produksi bahan baku obat-obatan dan peralatan medis. Dengan memanfaatkan keahlian dan sumber daya yang ada, negara-negara di kawasan ini dapat meningkatkan kemandirian dan kualitas layanan kesehatan mereka,"Â kata Pahala.
Advertisement
Luasnya Potensi di Sektor Perdagangan
Terakhir, sektor perdagangan.
Meskipun volume perdagangan antara Indonesia dan negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tengah terus tumbuh, dengan peningkatan sekitar 54 persen dalam lima tahun terakhir, Pahala mengatakan masih ada banyak peluang untuk ditingkatkan.
"Forum ini diharapkan dapat terus menyediakan platform bagi Indonesia dan bisnis dari Asia Selatan dan Asia Tengah untuk mengembangkan hubungan perdagangan," kata Pahala.
Indonesia saat ini telah memiliki Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan beberapa negara di Asia Selatan dan Asia Tengah, termasuk Pakistan, Iran, dan India. Dengan memperkuat kerja sama ini, diharapkan dapat meningkatkan arus perdagangan dan investasi antar negara.