Sukses

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Nyalon Jadi Wali Kota Davao

Duterte akan mencalonkan diri bersama dengan putranya sebagai wakilnya.

Liputan6.com, Manila - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte (79) pada hari Senin (7/10/2024) mendaftarkan diri sebagai calon wali kota kota asalnya.

Duterte menyerahkan berkasnya ke Komisi Pemilihan Umum di Kota Davao, tempat dia menjabat sebagai wali kota selama sekitar dua dekade sebelum memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2016. Putranya – wali kota Davao petahana Sebastian Duterte – akan mencalonkan diri sebagai wakil wali kotanya dalam pemilihan paruh waktu tahun depan. Demikian seperti dikutip dari CNN, Kamis (9/10).

Sosok Duterte dikenal dengan kebijakan kontroversialnya, yakni perang brutal melawan narkoba yang telah menewaskan ribuan orang.

Duterte membantah membenarkan pembunuhan di luar hukum terhadap tersangka narkoba, meski dia secara terbuka mengancam akan membunuh tersangka dan memerintahkan polisi untuk menembak tersangka yang melakukan perlawanan berbahaya saat ditangkap.

Meskipun pemerintahannya melakukan tindakan keras terhadap narkoba, Duterte mengakui bahwa narkoba tetap menjadi masalah besar. Selama kampanye kepresidenannya, dia berjanji memberantas masalah narkoba dalam tiga hingga enam bulan, namun kemudian setelah memenangkan kursi kepresidenan dia mengakui meremehkan besarnya masalah tersebut.

Kebijakan kontroversial Duterte lainnya adalah menarik Filipina keluar dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada tahun 2019, sebuah langkah yang menurut para kritikus merupakan upaya untuk menghindari akuntabilitas.

2 dari 2 halaman

Akui Kesehatannya Menurun

Ketika masa jabatan presiden Duterte yang bergejolak berakhir pada tahun 2022, dia mengatakan akan pensiun dari politik, namun dia telah menarik kembali pernyataan publiknya beberapa kali.

Putrinya, wakil presiden saat ini Sara Duterte, mengatakan pada bulan Juni bahwa ayahnya dan dua saudara lelakinya berencana mencalonkan diri untuk kursi di senat yang beranggotakan 24 orang. Namun, mantan presiden tersebut mengatakan kepada wartawan di Kota Davao pada hari Sabtu (5/10) bahwa kesehatannya yang lemah tidak dapat menahan kerasnya kampanye untuk posisi nasional mana pun.

Duterte tetap populer setelah mengundurkan diri dari kursi kepresidenan, namun kelompok hak asasi manusia dan lawan politiknya kemungkinan akan berkampanye keras untuk menghalangi kembalinya dia ke dunia politik. Dia dan keluarganya juga berselisih dengan penggantinya, Presiden Ferdinand Marcos Jr., yang secara terbuka dicercanya sebagai pemimpin yang lemah dan pecandu narkoba.

Marcos menertawakan tuduhan Duterte dan membalas Duterte sebagai pengguna fentanil, opioid yang kuat.

Sara Duterte mengundurkan diri dari jabatannya sebagai sekretaris pendidikan dan kepala badan antipemberontakan di bawah pemerintahan Marcos pada bulan Juli. Itu adalah tanda terbaru bahwa aliansinya dengan Marcos telah goyah karena sejumlah perbedaan, termasuk penolakan keras pemerintahan Marcos terhadap tindakan agresif China yang semakin meningkat di Laut China Selatan yang disengketakan.

Marcos telah memperkuat aliansi negaranya dengan Amerika Serikat (AS) saat sengketa wilayah negaranya dengan China meningkat secara mengkhawatirkan sejak tahun lalu.

Selama masa jabatannya, Duterte memelihara hubungan baik dengan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin sambil mengecam kebijakan keamanan AS dan pemerintah Barat lainnya.