Sukses

Pertama dalam 3 Tahun, Junta Myanmar Kirim Perwakilan Hadiri KTT ASEAN di Laos

Sebelumnya junta militer Myanmar menolak mengirim perwakilan non-politik untuk menghadiri pertemuan ASEAN.

Liputan6.com, Vientiane - Perwakilan Myanmar kembali berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang tahun ini digelar di Viantiane, Laos.

Ini merupakan kali pertama perwakilan Myanmar hadir dalam tiga tahun terakhir, setelah ASEAN melarang kehadiran para pemimpin junta militer Myanmar sejak kudeta pada Februari 2021.

Tahun ini, Myanmar mengirim seorang pejabat senior kementerian luar negeri sebagai perwakilannya dalam pertemuan selama tiga hari.

Beberapa minggu setelah merebut kekuasaan, junta menyetujui rencana Lima Poin Konsensus (5PCs) yang bertujuan memulihkan perdamaian. Namun, prinsip tersebut diabaikan dan kemudian tetap melanjutkan aksi kekerasan berdarah.

"Artinya adalah bahwa dalam arti tertentu mereka menerima konsensus lima poin," ujar seorang diplomat kepada AFP, seperti dilansir France24, Rabu (9/10/2024).

"Mereka mungkin berpikir bahwa lebih baik suara mereka sendiri didengar daripada berada di luar."

2 dari 2 halaman

Junta Militer Myanmar Melemah?

Kepala Junta Min Aung Hlaing menghadiri pertemuan darurat ASEAN tentang krisis Myanmar pada April 2021, tetapi blok tersebut menolak mengundangnya ke pertemuan rutin sejak saat itu.

Aung Kyaw Moe, sekretaris tetap di Kementerian Luar Negeri Myanmar, menghadiri pertemuan para menteri luar negeri pada Selasa (8/10) menjelang pertemuan puncak utama tetapi menolak menjawab pertanyaan wartawan.

Junta Myanmar memutuskan untuk mengirim perwakilan untuk hadir dalam KTT ASEAN pada dua minggu setelah mengeluarkan undangan dialog dengan pihak oposisi.

Sementara itu, Indonesia telah menjadi tuan rumah pembicaraan tentang konflik Myanmar minggu lalu yang melibatkan ASEAN, Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta banyak kelompok anti-junta.

Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan mengatakan, pertemuan di Jakarta menunjukkan bahwa pembicaraan harus melibatkan semua pihak di Myanmar.

"Kesimpulannya adalah kita harus mendekati semua orang di Myanmar. Myanmar juga harus mendengarkan ASEAN," katanya kepada wartawan di Vientiane.