Liputan6.com, Vientiane - Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Ma'ruf Amin memulai rangkaian pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Vientiane, Laos, pada Rabu (9/10/2024).
Ia hadir dalam forum tersebut mewakili Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang absen lantaran tengah dalam persiapan transisi pemerintahan pada 20 Oktober mendatang.
Baca Juga
Dalam pidatonya di depan para pemimpin ASEAN, Ma'ruf Amin menyampaikan tiga poin penting yang perlu dipegang dalam mewujudkan masa depan ASEAN yang berkelanjutan.
Advertisement
Pertama, pentingnya kebersamaan.
"Menjaga stabilitas kawasan krusial bagi masa depan ASEAN. Di sinilah pentingnya terus pastikan pengarusutamaan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), untuk terus menggaungkan paradigma kolaborasi," tutur dia dalam sesi pleno KTT ke-44 ASEAN, Rabu (9/10/2024).
Indonesia, sebut dia, mengapresiasi penyelenggaraan Forum ASEAN-Indo Pasifik ke-2, dan pembentukan Jaringan Bisnis ASEAN-Indo Pasifik sebagai wujud kerja sama konkret dalam kerangka AOIP.
"Agar dayung kebersamaan ini lebih kuat, Indonesia menyambut baik Deklarasi AOIP sebagai rujukan utama arsitektur kawasan yang inklusif dan berpusat pada ASEAN," lanjutnya.
Tekankan Pentingnya Inovasi
Kedua, inovasi.
Ma'ruf Amin menekankan pentingnya inovasi dan integrasi ekonomi di tengah kemajuan teknologi dan digitalisasi. Hal ini dilakukan agar ASEAN dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia.
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), disebutnya menjadi bentuk inovasi ASEAN dalam persaingan ekonomi global.
"Chile, Sri Lanka, dan Hong Kong untuk bergabung dalam RCEP," pungkas dia.
"Ke depan kita perlu terus perkuat RCEP termasuk melalui penunjukan Direktur Eksekutif dan aktivasi Unit RCEP di Sekretariat ASEAN."
Ketiga, berkelanjutan.
Wapres ke-13 RI itu menegaskan bahwa ASEAN perlu bersikap adaptif dan responsif dalam menjawab tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kelangkaan air dunia.
"Karenanya ASEAN harus terus berkomitmen pada pembangunan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi tetapi juga keberlanjutan," tandasnya.
Ia menuturkan bahwa Visi Komunitas ASEAN 2045 juta telah menjadi Langkah keberlanjutan yang perlu dilengkapi dengan rencana strategis secara konkret.
"Dalam konteks ini, pada Keketuaan Laos tahun ini, Indonesia telah menjadi promotor dibentuknya Gugus Tugas Ekonomi Biru ASEAN sebagai panduan berbagai kerja sama ekonomi biru di kawasan," kata dia.
"Saya juga berharap Rencana Strategis Implementasi Visi 2045 dapat disepakati tahun depan di Malaysia."
Advertisement
Capaian Signifikan ASEAN
Dalam kesempatan tersebut, Ma'ruf Amin juga sempat memaparkan sejumlah pencapaian signifikan ASEAN dalam satu dekade terakhir di antaranya:
- Adopsi AOIP sebagai panduan strategis kerja sama di kawasan yang semakin mengokohkan sentralitas ASEAN
- Integrasi ekonomi melalui RCEP yang menjadi perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia, meliputi hampir 30 persen perdagangan global, sepertiga populasi dunia
- Keanggotaan Timor Leste yang menjadi langkah historis dalam mengokohkan komitmen dan identitas ASEAN sebagai organisasi yang inklusif
"Indonesia bersyukur telah mengambil bagian penting dalam transformasi ASEAN ini. Namun kita tidak boleh berpuas diri. Dalam dunia yang terus berubah cepat, tantangan masa depan menuntut ASEAN terus beradaptasi dan berkolaborasi lebih erat lagi," imbuh dia.