Sukses

12 Oktober 1901: Presiden Theodore Roosevelt Ganti Nama Istana Negara Amerika Serikat Jadi Gedung Putih

Pembangunan dan renovasi Gedung Putih dilakukan seiring dengan pergantian presiden sejak presiden Amerika Serikat pertama menjabat.

Liputan6.com, Washington D.C - Pada hari ini di tahun 1901, Presiden Amerika Serikat (AS) Theodore Roosevelt secara resmi mengganti nama Istana Negara yang sebelumnya dikenal dengan alamat 1600 Pennsylvania Ave., NW, menjadi Gedung Putih.

Mengutip laman Politico, Sabtu (12/10/2024), dalam sejarahnya Gedung Putih juga dikenal sebagai "Istana Presiden," "Rumah Presiden," dan "Rumah Eksekutif."

Pada tahun 1902, Roosevelt mengesahkan renovasi besar-besaran bangunan ikonik tersebut, termasuk pemindahan kantor presiden dari lantai dua kediamannya ke lokasi yang baru dibangun yang sekarang dikenal sebagai West Wing.

Renovasi Roosevelt direncanakan dan dilaksanakan oleh firma arsitektur New York McKim, Mead and White. Kemudian penggantinya, Presiden William Howard Taft, membangun Ruang Oval di dalam sayap kantor yang baru diperluas.

Kurang dari 50 tahun setelah renovasi yang dilakukan oleh Roosevelt, Gedung Putih menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.

Presiden Harry S. Truman, yang menambahkan balkon lantai dua yang menghadap ke South Lawn, kemudian menyetujui renovasi lagi. Semua bagian, kecuali dinding luar, dibongkar. Arsitek Lorenzo Winslow mengawasi rekonstruksi tersebut.

2 dari 3 halaman

Lokasinya Dipilih Langsung oleh Presiden Pertama AS

Lokasi Gedung Putih dipilih langsung oleh Bapak Pendiri Amerika Serikat (AS) sekaligus presiden pertama yang menjabat pada tahun 1789-1797.

Batu penjuru pertama diletakkan pada tahun 1792.

Desain neoklasik yang digunakan itu diajukan dalam sebuah kompetisi oleh arsitek kelahiran Irlandia, James Hoban. Pembangunan struktur tersebut memakan waktu delapan tahun, menggunakan batu pasir Aquia Creek yang dicat putih.

Presiden kedua John Adams dan istrinya, Abigail, pindah ke rumah yang belum selesai dibangun pada tahun 1800. Ketika presiden ketiga Thomas Jefferson pindah ke rumah tersebut setahun kemudian, ia (bersama dengan arsitek Benjamin Henry Latrobe) menambahkan tiang-tiang rendah di setiap sayap untuk menyembunyikan kandang kuda dan area penyimpanan.

Presiden kelima James Monroe pindah ke bangunan yang direkonstruksi pada tahun 1817. Bagian South Portico di Gedung Putih dibangun pada tahun 1824 selama masa jabatan Monroe.

Presiden ketujuh Andrew Jackson mengawasi penambahan North Portico pada tahun 1829. Selama akhir abad ke-19, berbagai usulan yang ditolak diajukan untuk memperluas Rumah Presiden atau membangun yang baru.

3 dari 3 halaman

Jadi Situs Warisan Nasional

Terdapat 132 kamar, 35 kamar mandi, dan enam lantai di kediaman tersebut. Terdapat juga 412 pintu, 147 jendela, 28 perapian, delapan tangga, dan tiga lift. Dapur Gedung Putih dapat menyajikan makan malam untuk 140 tamu dan hidangan pembuka untuk lebih dari 1.000 tamu.

Sementara itu, diperlukan 570 galon cat untuk menutupi permukaan luarnya.

Properti ini merupakan Situs Warisan Nasional yang dijaga oleh Dinas Rahasia AS dan dimiliki oleh Dinas Taman Nasional. Pada tahun 2007, bangunan ini menduduki peringkat kedua dalam daftar "Arsitektur Favorit Amerika" versi American Institute of Architects.