Sukses

Terkuak, Ini Keunggulan Kendaraan Listrik Korea Selatan Dibandingkan China dan Jepang

Indonesia ternyata merupakan pasar kendaraan listrik terbesar kedua di Asia Tenggara.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tengah menjadi pasar yang diincar para produsen kendaraan listrik negara asing.

China, Jepang dan Korea Selatan (Korsel) merupakan sejumlah negara yang turut bersaing untuk menguasai industri kendaraan listrik di Tanah Air.

Kendaraan listrik produksi ketiga negara itu pun sudah cukup ramai mengaspal di Indonesia. Namun, apa perbedaannya dengan produk negara lain?

"Jadi kalau Chinese player yang cepat gitu, grasak grusuk, tapi jadi. Ada Jepang, yang pelan dan teratur kemudian jadi. Korea itu di tengah, so we are somewhere in the middle," tutur Head of New Business Department Hyundai Motor Asia Pasific Hendry Pratama dalam paparan kepada jurnalis peserta Indonesia-Korea Journalist Network 2024 (IKJN) yang diselenggarakan FPCI dan Korea Foundation di Jakarta, Kamis (10/10/2024).

"So, we try to not too fast, but not too slow either in terms of delivering new technology (Jadi, kami berusaha untuk tidak terlalu cepat, tetapi juga tidak terlalu lambat dalam hal menghadirkan teknologi baru)".

Perihal harga, industri kendaraan listrik Korea Selatan juga memposisikan dirinya di tengah.

"Kita bisa masuk ke market di mana orang bisa enjoy certain access of technology, certain quality (menikmati akses teknologi tertentu, kualitas tertentu) tapi tidak harus semahal European or Japanes car makers (Produsen mobil Eropa atau Jepang)," jelas dia.

Lebih jauh, Hendry Pratama menyebut bahwa Hyundai sebagai salah satu pemain utama di industri kendaraan listrik Korea Selatan juga tengah mengembangkan kendaraan dengan sistem hidrogen alih-alih mengandalkan nikel. Teknologi ini dianggap menjadi keunggulan lain dari industri kendaraan listrik Korea Selatan.

"Hyundai sebenarnya adalah perusahaan pertama yang memproduksi mobil hidrogen secara massal, namanya Nexo. Belum masuk di Indonesia, tapi di Australia, Korea, di AS, kita sudah mass-produce (produksi massal)," tutur Hendry.

"Kami adalah yang pertama. Itu menunjukkan komitmen kami. Kami ingin memperkenalkan teknologi lebih cepat daripada yang lain," pungkas Hendry.

2 dari 2 halaman

Pasar Kendaraan Listrik Terbesar di ASEAN

Hendry juga menuturkan bahwa Indonesia berada di posisi kedua sebagai pasar kendaraan listrik di ASEAN. Sementara Thailand berada di posisi pertama dan Vietnam berada di posisi ketiga.

"Sisanya ada di Filipina, sementara di Singapura secara penetration (penetrasi) tinggi tapi volumenya kecil," ungkapnya.

Masing-masing negara di ASEAN, sambung Hendry, didominasi oleh industri kendaraan listrik yang berbeda-beda.

"Misalnya kalau di Thailand itu mostly Chinese player (sebagian besar pemain China), sementara di Vietnam industri lokal. Jadi beda-beda," imbuh Hendra.