Liputan6.com, Mexico City - Meksiko mengirim 660 tentara dan perwira Garda Nasional yang dimiliterisasi bulan ini ke Negara Bagian Michoacan di wilayah barat untuk melindungi para petani jeruk nipis yang mengeluh bahwa mereka menderita tuntutan pemerasan oleh kartel narkoba.
Kementerian Pertahanan Meksiko menyebutkan pada hari Kamis (10/10/2024) bahwa sejak dimulainya pemerintahan Presiden Claudia Sheinbaum pada tanggal 1 Oktober, mereka telah mengirim 300 tentara dan 360 perwira Garda Nasional ke beberapa kotamadya penghasil jeruk nipis. Demikian seperti dikutip dari kantor berita AP, Sabtu (12/10).
Baca Juga
Pada bulan Agustus, lebih dari separuh gudang pengemasan jeruk nipis di dataran rendah Michoacan tutup sementara setelah para petani dan distributor mengatakan mereka telah menerima tuntutan dari Los Viagras dan kartel lainnya untuk memangkas pendapatan mereka.
Advertisement
Kementerian yang sama menambahkan bahwa pasukan tersebut mengunjungi tempat pengemasan, mengawal truk yang mengangkut buah dan memberikan keamanan di pasar grosir di daerah produksi utama di sekitar kota Apatzingan, Aguililla, dan Buenavista.
Disebutkan bahwa hanya dalam waktu seminggu, pasukan yang dikerahkan ke Michoacan telah menyita 10 senjata dan dua granat.
Jeruk nipis merupakan bahan pokok utama masakan Meksiko. Pemerintah Negara Bagian Michoacan telah mengakui penutupan para produsen pada bulan Agustus, namun mengklaim bahwa hal itu sebagian besar terjadi karena para petani tidak senang dengan harga yang mereka dapatkan.
Meskipun jeruk nipis mungkin tampak sebagai target aneh bagi kartel narkoba, jeruk nipis telah menjadi sumber pendapatan bagi geng-geng tersebut selama sebagian besar abad ini.
Pada tahun 2013, para petani jeruk nipis mendirikan dan memimpin gerakan main hakim sendiri terbesar di Meksiko. Kartel pada saat itu telah mengendalikan distribusi, memanipulasi harga domestik untuk tanaman seperti alpukat dan jeruk nipis, memberi tahu para petani kapan mereka dapat memanen dan dengan harga berapa mereka dapat menjual hasil panen mereka.
Bukan hanya jeruk nipis; ada banyak bukti bahwa kartel narkoba mendistorsi sebagian ekonomi Meksiko, memutuskan siapa yang akan menjual suatu produk dan berapa harganya — dan sebagai imbalannya mereka tampaknya menuntut para penjual untuk mengembalikan sebagian dari pendapatan penjualan kepada kartel.
Pada bulan Juli, perusahaan Femsa, yang mengoperasikan Oxxo, jaringan toko kelontong terbesar di Meksiko, mengumumkan penutupan semua 191 toko dan tujuh SPBU di kota perbatasan Nuevo Laredo, di seberang Laredo, Texas, karena masalah kejahatan geng.
Perusahaan itu mengatakan mereka telah lama harus berhadapan dengan tuntutan kartel agar SPBU mereka membeli bahan bakar dari distributor tertentu.