Sukses

Sekjen PBB: 2 Penjaga Perdamaian RI di UNIFIL Cedera Akibat Serangan Israel, Kami Bersama Rakyat Indonesia

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres kemudian menyampaikan solidaritasnya kepada Indonesia terkait serangan Israel ke Markas Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), yang berada di Naqoura, Lebanon.

Liputan6.com, Laos - Markas Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), yang berada di Naqoura, Lebanon diserang Israel pada 10 Oktober 2024. Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres kemudian menyampaikan solidaritasnya kepada Indonesia terkait serangan tersebut.

"Izinkan saya menyampaikan solidaritas total saya untuk delegasi Indonesia. Dua penjaga perdamaian Indonesia (yang bertugas di Lebanon) cedera akibat tembakan Israel," kata Guterres di KTT ASEAN-PBB ke-14 di Vientiane, Laos, Jumat (11/10/2024), sebagaimana keterangan tertulis dari Pusat Informasi PBB di Indonesia, seperti dikutip dari Antara, Minggu (13/11/2024).

Dalam pesannya, Guterres juga menyampaikan rasa simpati kepada rakyat Indonesia terkait serangan tersebut. "Kami bersama Anda dan rakyat Indonesia pada masa-masa ini," kata Guterres menambahkan.

Terkait situasi keamanan di dunia saat ini, Antonio Guterres  mengatakan bahwa perdamaian adalah hal yang sangat dibutuhkan daripada sebelum-sebelumnya.

"Perdamaian sangat dibutuhkan dari kapan pun ketika kita melihat penderitaan luar biasa rakyat Gaza, yang kini meluas ke Lebanon, belum lagi Ukraina, Sudan, Myanmar, dan masih banyak lagi," kata Sekjen PBB itu.

"Sementara itu, tingkat kematian dan kehancuran di Gaza adalah sesuatu yang tidak ada bandingannya dalam situasi lain yang pernah saya lihat sejak saya menjadi Sekretaris Jenderal," kata dia lebih lanjut.

Pada kesempatan tersebut Sekjen PBB juga menyampaikan apresiasinya kepada ASEAN atas upaya berkelanjutan yang telah dilakukan negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menjaga persatuan dunia.

"Anda memainkan peran kunci dalam membentuk dunia yang sejahtera, inklusif, dan berkelanjutan dengan menghormati hak asasi manusia," kata Guterres.

Untuk itu, Guterres juga menyampaikan kesediaan PBB untuk memberikan dukungan penuhnya dan PBB dalam upaya tersebut.

"Anda selalu dapat mengandalkan dukungan penuh saya dan PBB dalam upaya penting ini," pungkas Guterres.

2 dari 4 halaman

Kronologi Serangan ke Markas UNIFIL

Militer Israel dilaporkan menembaki Markas Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIFIL) di Lebanon selatan.

Insiden ini melukai dua anggota pasukan penjaga perdamaian, kata PBB, saat Israel terus menyerang Hizbullah.

UNIFIL mengatakan bahwa dua penjaga perdamaiannya terluka setelah sebuah tank Israel menembakkan senjatanya ke menara penjaga di markas kelompok yang terletak di kota daerah perbatasan Naqoura, dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (10/10/2024).

Serangan ke arah menara tersebut menyebabkan dua penjaga perdamaian jatuh.

"Cedera mereka untungnya, kali ini tidak serius, tetapi mereka masih dirawat di rumah sakit," kata UNIFIL dalam sebuah pernyataan.

UNIFIL didirikan pada tahun 1978 dan diperluas lingkupnya setelah perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.

UNIFIL memiliki sekitar 10.500 personel dengan negara-negara penyumbang utama termasuk Prancis, Italia, Indonesia, Malaysia, dan Ghana.

UNIFIL telah menyerukan gencatan senjata sejak eskalasi antara Israel dan Hizbullah pada tanggal 23 September.

3 dari 4 halaman

Kapuspen TNI Sebut Kewenangan UNIFIL untuk Protes Atas Serangan Israel

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Hariyanto menyerahkan kebijakan kepada pihak pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) setelah dua prajuritnya yang bertugas terkena peluru berasal dari tank Merkava tentara Israel (IDF).

"Peristiwa serangan Israel kepada aset UNIFIL sepenuhnya merupakan kewenangan UNIFIL untuk melakukan protes atau keberatan kepada pihak yang dianggap telah melakukan pelanggaran terhapus mandat UN 1701," kata Hariyanto saat dihubungi, Sabtu 12 Oktober 2024.

Saat ini, kata dia, pihak UNIFIL telah mengeluarkan pernyataan kepada pasukan Israel IDF dan pihak yang bertikai.

"UNIFIL secara resmi telah merespon peristiwa tersebut dengan menyatakan agar semua pihak yang bertikai dapat menahan diri, menghormati dan menjamin keamanan seluruh pasukan PBB yang berada di wilayah tersebut," terangnya.

Lebih lanjut, untuk dua anggota TNI yang terluka yakni berinisial EA dan NS. Mereka pada saat kejadian bertugas di Tower Pengamatan (OP) 14.

"Seluruh pasukan TNI yang saat ini sedang bertugas di Lebanon Selatan dalam keadaan aman, melakukan kegiatan sesuai dgn ketentuan yang dikeluarkan oleh Force Comander UNIFIL," ucap Hariyanto.

4 dari 4 halaman

Respons Indonesia

Sementara itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengonfirmasi informasi insiden penembakan Dua personel TNI yang tergabung dalam Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIFIL) di Lebanon akibat serangan tentara Israel (IDF), dengan langsung berkomunikasi dengan Komandan Kontingen Garuda FHQSU (Force Headquarter Support Unit).

"Menlu RI sudah berkomunikasi langsung dengan komandan kontingen Garuda FHQSU (Force Headquarter Support Unit)," kata Juru Bicara Kemlu RI Roy Soemirat dalam pernyataannya pada Kamis (10/10/2024) malam.

Roy juga menyebut bahwa pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai dua personil pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia.

"Dua prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika jalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura," kata Roy.

"Naqoura terletak di Selatan Lebanon, dalam area yg disebut Blue Line. Pasukan perdamaian PBB berada kawasan tersebut di bawah mandat DK PBB untuk mendukung stabilitas Lebanon."

Jubir Roy juga menyatakan bahwa kedua personil tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik.

"Luka yang dialami dua personel tersebut berasal dari luncuran peluru berasal dari tank Merkava IDF," kata Roy.

Terhadap serangan ini, UNIFIL juga telah keluarkan pernyataan mendesak IDF untuk patuhi kewajiban dalam pastikan keamanan dan keselamatan personel dan premise PBB.

Indonesia juga mengingatkan IDF mengenai pentingnya penghormatan terhadap pasukan dan properti UNIFIL dan memastikan keselamatan dan keamanan personil UNIFIL.

"Indonesia tegaskan serangan apapun terhadap Peacekeepers adalah pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan resolusi DK PBB 1701 sebagai dasar mandat UNIFIL," kata Roy.

"Indonesia meminta semua pihak untuk menjamin dihormatinya inviolability (tidak dapat dilanggarnya) wilayah PBB dalam segala waktu dan keadaan. Indonesia mendesak dilakukannya penyelidikan atas serangan tersebut dan pelakunya dimintai pertanggungjawaban," kata Roy.

Â