Liputan6.com, Seoul - Dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 yang berlangsung dari 9 hingga 12 Oktober 2024, misi bisnis dari Korea Selatan berhasil mencatatkan total kesepakatan dagang dan investasi sebesar USD 296 juta atau sekitar Rp4,6 triliun. Kesepakatan ini mencakup pembelian produk makanan dan minuman, rempah-rempah, jasa kesehatan, wood pallet, produk kimia, produk OEM kosmetik, makanan laut beku, kelapa sawit, batubara, sabun, serta investasi di Indonesia.
Kesepakatan senilai Rp4,6 triliun ini diawali dengan penandatanganan 12 kesepakatan dagang dan investasi dengan total sekitar USD 286 juta atau Rp4,4 triliun oleh pelaku usaha kedua negara. Pada 10 Oktober 2024, MoU pembelian jahe merah senilai USD 100 ribu atau sekitar Rp1,5 miliar ditandatangani dalam kegiatan business matching yang diselenggarakan oleh KBRI Seoul. Pada hari ketiga, 11 Oktober 2024, kerja sama di bidang pengembangan talent industri webtoon sebesar USD 10 juta atau sekitar Rp155 miliar juga ditandatangani.
Baca Juga
"KBRI Seoul berkomitmen meningkatkan kerja sama pelaku usaha kedua negara sejalan dengan implementasi Indonesia – Korea Comprehensive Economic Partnership (CEPA) sejak 1 Januari 2023. Melalui berbagai kesepakatan kerja sama bisnis Indonesia dan Korea di TEI ke-39 ini, berpotensi mendorong arus ekspor produk Indonesia khususnya sektor non-migas dan investasi asal Korea ke Indonesia," kata KUAI RI Seoul, Zelda Wulan Kartika, yang sekaligus memimpin misi bisnis Korea di TEI ke-39 tahun 2024 dalam keterangan tertulis yang diterima Senin (14/10/2024).
Advertisement
Adapun ekspor non-migas Indonesia ke Korea Selatan tumbuh sebesar 14,21% dari 2019 hingga 2023, dan diharapkan terus meningkat dengan berlakunya Indonesia-Korea CEPA.
Â
KBRI Seoul Memfasilitasi Partisipasi 37 Pelaku Usaha Korea
KBRI Seoul, bersama Atase Perdagangan di Seoul, ITPC Busan, dan IIPC Seoul, telah memfasilitasi partisipasi 37 pelaku usaha Korea dalam TEI tahun 2024. Berbagai kegiatan networking, termasuk B2B Matching yang dilaksanakan bersama Direktorat Asia Timur, Dirjen Aspasaf Kementerian Luar Negeri pada 10 Oktober 2024, dihadiri sekitar 100 peserta dari kedua negara untuk mendorong perdagangan produk Indonesia dan mengenalkan potensi produk pertanian Indonesia. Delegasi misi bisnis juga berkunjung ke industri pengolahan produk pertanian multinasional, PT Sewu Segar Nusantara, serta mengikuti business luncheon bersama Bank Mandiri.
Atase Perdagangan di Seoul dan ITPC Busan turut aktif dalam kegiatan business counseling dari Kementerian Perdagangan bagi pelaku usaha Indonesia, termasuk UMKM yang berminat menembus pasar Korea. Dalam kegiatan ini, perwakilan perdagangan RI di Korea memberikan informasi mengenai akses pasar ke Korea dan penerapan kebijakan impor di Korea.
Atase Perdagangan di Seoul bersama Direktorat Perundingan Jasa, Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan juga menyelenggarakan seminar perdagangan dengan tema pengembangan perdagangan jasa kreatif memanfaatkan perjanjian Indonesia-Korea CEPA.
Selain kesepakatan bisnis senilai Rp4,6 triliun, pada TEI ke-39 juga dicatat minat pembelian produk Indonesia dari Korea dengan potensi mencapai USD 37,5 juta atau sekitar Rp 584 miliar. Perusahaan Korea Inko Trading menjadi salah satu dari 30 penerima penghargaan Primaduta Award dalam kategori importir produk halal dan modest fashion.
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement