Liputan6.com, Pashtun - Para aktivis, pemimpin, dan anggota Gerakan Pashtun Tahafuz (PTM) dilaporkan menghadapi penganiayaan yang semakin meningkat di Pakistan.
Dikutip dari laman ANI, Senin (14/10/2024) selama beberapa dekade, masyarakat Pashtun dilaporkan telah menjadi sasaran perang proksi, terorisme, dan perpecahan internal, dengan negara Pakistan yang diduga memanipulasi beberapa pemimpin Pashtun guna melayani kepentingan geopolitik.
Oleh karenanya, komunitas Pashtun di Pakistan berupaya untuk mendapatkan keadilan, kesetaraan, dan hak asasi manusia.
Advertisement
Dalam beberapa hari terakhir, ada laporan tentang penggerebekan polisi yang intensif yang menargetkan para pemimpin PTM di seluruh Pakistan.
Penggerebekan ini telah menyebabkan penangkapan beberapa tokoh terkemuka dalam gerakan tersebut. Sherzade Maseed, tokoh kunci di wilayah Waziristan Selatan tempat PTM berada.
Ia menceritakan bagaimana polisi menggerebek rumah Alamzeb Maseed, seorang aktivis yang sebelumnya telah dipenjara sebanyak lima kali.
Pekerjaan Alamzeb melibatkan pendokumentasian kasus-kasus orang yang hilang secara paksa di Khyber Pakhtunkhwa, sebuah isu kontroversial yang telah lama menghantui komunitas Pashtun.
Penangkapan ini bukanlah insiden yang berdiri sendiri. Tindakan serupa telah dilaporkan di wilayah lain di Waziristan Selatan, tempat keluarga anggota PTM juga menjadi sasaran penangkapan dan pelecehan.
Misalnya, saudara laki-laki, ayah, dan sepupu Shah Faisal Ghazi, seorang wali kota setempat, ditahan setelah polisi menggerebek rumahnya.
Pemimpin PTM lainnya, seperti Mohammad Khan dan kepala PTM Barmal, juga menjadi sasaran, dengan laporan tentang serangan fisik yang brutal selama penangkapan mereka.
Â
Tindakan Keras Negara Menjelang Jirga
Langkah-langkah agresif yang dilaporkan telah dilakukan Pakistan dianggap sebagai indikasi strategi yang lebih luas untuk membungkam PTM dan para pendukungnya, khususnya saat gerakan tersebut bersiap untuk Jirga pada 11 Oktober 2024.
Jirga adalah majelis pemimpin yang membuat keputusan secara konsensus menurut Pashtunwali, kode sosial Pashtun.
Jirga akbar tiga hari ini, yang bertajuk "Keadilan Nasional Pashtun," menarik banyak orang dan membahas berbagai isu penting yang dihadapi komunitas Pashtun, termasuk penghilangan paksa, hak atas tanah, dan eksploitasi sumber daya alam.
Tindakan negara tersebut tampaknya merupakan upaya yang diperhitungkan untuk menggagalkan pertemuan ini, sebagaimana dibuktikan oleh penangkapan para pemimpin PTM di beberapa wilayah Pakistan.
Di Karachi, pemimpin PTM Noorullah Tareen melaporkan bahwa delapan anggota gerakan tersebut telah ditangkap dalam beberapa hari terakhir, dan polisi mengajukan tuntutan terorisme terhadap mereka.
Penangkapan ini menyusul pertemuan PTM yang diadakan di daerah Manghopir pada tanggal 27 September, sebagai persiapan untuk Jirga mendatang.
Polisi mengklaim bahwa anggota PTM telah menembaki mereka selama pertemuan tersebut, tuduhan yang dibantah keras oleh PTM.
Narasi penindasan negara ini menjadi sangat akrab bagi PTM. Di seluruh Pakistan, para pemimpin PTM telah menjadi sasaran tuduhan, penangkapan dan pemenjaraan yang berkepanjangan, dikutip dari laman Afghandiaspora.
Misalnya, Ali Wazir, seorang pemimpin PTM terkemuka, dan yang lainnya seperti Maulana Zeenatullah Afghan dan Salman Toure masih dipenjara atas tuduhan penghasutan terhadap negara.
Para pemimpin ini berulang kali dituduh melakukan terorisme, sebuah label yang digunakan negara untuk mendiskreditkan tuntutan damai mereka untuk keadilan.
Advertisement
Tindakan ke PTM
Menjelang Jirga 11 Oktober lalu, pemerintah Pakistan dilaporkan melakukan tindakan terhadap PTM. Polisi Khyber Pakhtunkhwa, yang bertindak atas perintah pemerintah federal, telah menyerbu kamp-kamp administratif PTM tiga kali pada awal Oktober.
Menurut klaim anggota PTM, polisi membakar tenda mereka, menembakkan gas air mata, dan bahkan menembaki mereka, yang mengakibatkan beberapa aktivis terluka.
Meskipun terjadi aksi kekerasan ini, penyelenggara PTM, yang didukung oleh para pemimpin sipil setempat, berhasil berkumpul kembali dan melanjutkan persiapan mereka untuk Jirga.
Manzoor Pashteen, kepala PTM, tetap teguh dalam menghadapi tantangan ini. Dalam sebuah pernyataan video, ia menyatakan tekadnya untuk melanjutkan Jirga meskipun negara melakukan tindakan represif.
Ia meminta polisi Khyber Pakhtunkhwa untuk menahan diri dari menggunakan kekerasan terhadap rakyat mereka sendiri, dan menekankan komitmen komunitas Pashtun untuk melakukan perlawanan secara damai.
Penentangan Pashteen mencerminkan ketahanan PTM dan para pendukungnya, yang telah menghadapi penindasan selama puluhan tahun tetapi tetap teguh dalam mengejar keadilan.
Â
Perlawanan PTM
PTM diberitakan telah menyebarkan kebencian terhadap militer dan lembaga negara Pakistan. Di sisi lain, negara menggambarkan gerakan tersebut sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.
Dilaporkan, ada pula seruan agar PTM ditindak tegas. PTM telah berulang kali membantah tuduhan ini, dengan menegaskan bahwa aktivisme mereka bersifat damai dan sesuai dengan konstitusi Pakistan.
PTM mengatakan, tujuan utama mereka untuk mengadvokasi hak-hak masyarakat Pashtun. Perjuangan masyarakat Pashtun di Pakistan disebut-sebut telah menggambarkan ketahanan masyarakat yang telah lama menjadi sasaran penindasan dan marginalisasi.
Advertisement