Liputan6.com, Jakarta - Kucing merupakan hewan peliharaan yang cukup populer. Namun siapa sangka, nenek moyang hewan menggemaskan ini adalah spesies pemangsa yang sangat agresif.
Nenek moyang kucing adalah Miacis yang muncul sekitar 65 juta tahun yang lalu, selama periode Paleosen dan Eosen. Spesies ini adalah nenek moyang awal dari banyak karnivora modern.
Miacis jauh lebih tua dibandingkan Felis silvestris lybica yang dianggap sebagai nenek moyang kucing domestik modern saat ini. Spesies ini baru muncul sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Advertisement
Baca Juga
Melansir laman A-Z Animals pada Jumat (18/10/2024), Miacis diklasifikasikan dalam famili Miacoidea yang masuk juga dalam kelompok yang sama dengan Carnivoramorpha. Spesies Miacis berkerabat dekat dengan ordo Carnivora, namun hanya Miacis australis dan Miacis cognitus adalah karnivora sejati.
Nenek moyang kucing ini punya ciri yang sangat mirip dengan kucing modern yang sering kita lihat. Tubuh Miacis kecil, ramping, dengan telinga dan ekornya yang berukuran panjang.
Dari segi perilaku, Miacis juga punya kemampuan yang sama seperti kucing yang kita kenal saat ini. Miacis memiliki kebiasaan berburu dengan menggunakan kuku untuk menangkap mangsa atau buruannya.
Tidak hanya itu, Miacis juga menggunakan suara untuk menarik perhatian atau menunjukkan dirinya. Seiring waktu berlalu, Miacis mulai berevolusi menjadi berbagai keturunan, mulai dari kucing besar hingga kucing rumahan yang kita biasa temui hari ini.
Kucing modern atau kucing domestik yang kita kenal hari ini, mengalami karakteristik, warna bulu, hingga beragam ras yang tersebar di seluruh dunia. Miacis yang mirip musang ini punya tubuh yang panjang dengan kaki pendek.
Tergolong omnivora atau bisa menyantap sayuran hingga daging-dagingan, berbeda dengan kucing modern yang karnivora.
Â
Evolusi Kucing Proses Domestikasi
Miacis dan Felis silvestris lybica merupakan bagian dari garis waktu evolusi yang berbeda. Miacis berfungsi sebagai nenek moyang awal yang mengarah ke banyak spesies karnivora, sedangkan Felis silvestris lybica adalah nenek moyang langsung dari kucing domestik yang kita kenal saat ini.
Kucing liar Afrika (Felis silvestris lybica) mengalami, beberapa perubahan evolusioner yang dilakukan kucing domestik merupakan perubahan yang tepat untuk hidup berdampingan dengan manusia.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature, diketahui bahwa populasi kucing liar Afrika di Near East dan Mesir berkontribusi terhadap kumpulan gen kucing domestik pada masa sejarah yang berbeda. Penyebarannya memperoleh momentum selama periode Klasik, ketika kucing Mesir berhasil menyebar ke seluruh dunia.
Karena kurangnya sisa-sisa kucing dalam catatan arkeologi, hipotesis saat ini tentang domestikasi kucing awal hanya bergantung pada beberapa studi kasus zooarkeologi. Penyebaran kucing dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu di wilayah yang sekarang menjadi negara Turki modern.
Berdasarkan analisis DNA, diketahui bahwa di sinilah kemungkinan besar nenek moyang kucing liar berasal. Kucing liar terbukti efektif mengendalikan hewan pengerat bagi para peternak awal.
Ketika revolusi pertanian menyebar, kucing pun ikut serta. Pada 2.500 SM, hewan ini telah mencapai Siprus yang sebelumnya belum pernah ada kucing sama sekali.
Â
Advertisement
Kucing Mesir
Kucing Mesir, khususnya, menjadi populer di kalangan orang Romawi dan Viking yang membawa kucing ke kapal mereka untuk pengendalian hama. Kedua kelompok inilah yang kemudian mengambil alih revolusi kucing, membantu menyebarkannya ke seluruh Afrika, Eropa, dan Asia.
Dikutip dari laman Science News pada Jumat (18/10/2024), sebagian besar kucing domestik tidak jauh berbeda dengan kucing liar. Namun, ada 13 gen yang diubah melalui seleksi alam selama proses domestikasi.
Selama masa domestikasi, kucing liar mengalami sejumlah perubahan pada sejumlah oragan tubuhnya. Kucing domestik saat ini telah mengalami pengurangan bagian otak yang terkait dengan agresi, ketakutan, dan reaktivitas secara keseluruhan.
Selain itu, usus kucing domestik juga cenderung lebih panjang, sehingga lebih lama untuk mencerna makanan nabati yang disediakan atau didapatkan dari manusia. Perubahan evolusi paling signifikan selama domestikasi kucing melibatkan perilakunya.
Pandangan umum bahwa kucing rumahan adalah penyendiri tidak sepenuhnya benar. Ketika banyak kucing domestik hidup bersama, khususnya di tempat di mana manusia menyediakan makanan dalam jumlah besar, mereka membentuk kelompok sosial.
(Tifani)