Sukses

Prada Bikin Baju Luar Angkasa untuk Astronot NASA, Siap Dipakai untuk Misi 2026

Prada bertanggung jawab untuk menyeimbangkan kebutuhan fungsionalitas dan gaya dalam pakaian astronot.

Liputan6.com, Washington - Desainer jenama mewah Prada dan perusahaan antariksa komersial Axiom Space telah meluncurkan desain pakaian antariksa yang akan dikenakan untuk misi bulan Artemis 3 NASA.

Pakaian astronot yang sebagian besar berwarna putih itu memiliki potongan dada yang pendek dan bercak-bercak abu-abu di siku dan lutut.

Meskipun tidak menampilkan merek atau logo, desainnya menyertakan garis aksen merah di bagian lengan bawah, pinggang, dan ransel portable life system, yang mengacu pada sub-merek Prada, Linea Rossa.

"Ini adalah kemitraan yang inovatif," kata Russel Ralston, wakil presiden eksekutif Axiom Space, seperti dilansir CNN, Jumat (18/10/2024).

"Kami memadukan teknik, sains, dan seni."

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Prada (@prada)

Pakaian yang tampak apik itu mencakup berbagai fitur inovatif. Astronot akan dapat berjalan di luar angkasa setidaknya selama delapan jam sehari karena sepatu bot yang direkayasa secara khusus.

Setelan itu akan dibuat dari bahan berwarna putih yang mampu memantulkan panas, menawarkan perlindungan dari suhu yang sangat tinggi dan debu bulan. Mobilitas juga telah ditingkatkan sejak desain Apollo 17.

2 dari 3 halaman

Peran Prada dalam Proses Desain Pakaian

Menurut pernyataan pers, pengalaman Prada di dunia fesyen menjadi solusi untuk menjembatani keseimbangan antara fungsionalitas dan gaya.

Setelan yang dibuat hanya dalam satu ukuran itu telah dibuat selama beberapa tahun.

Menurut Lorenzo Bertelli, kepala pemasaran Prada Group, rumah mode itu telah mendiskusikan kolaborasi tersebut sejak sebelum pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020.

Sekitar 10 karyawan Prada yang mengerjakan setelan antariksa itu, bolak-balik menempuh perjalanan dari Milan ke pangkalan Axiom di Houston.

 

 

3 dari 3 halaman

Akan Dipakai dalam Misi Artemis III NASA

Misi Artemis III NASA yang saat ini dijadwalkan untuk paruh kedua tahun 2026, berencana menjadi pendaratan astronot pertama di bulan sejak Apollo 17 pada tahun 1972. Jika berhasil, itu juga bisa menjadi pertama kalinya seorang wanita berjalan di bulan.

"Saat ini, siapa pun yang punya banyak uang bisa pergi ke luar angkasa," kata Bertelli kepada wartawan di Milan.

"Sebentar lagi, biayanya akan terjangkau dan orang-orang akan bisa pergi ke Bulan. Jadi, saya rasa kita baru saja memulai era baru."

Â