Liputan6.com, Manila - Wakil Presiden (Wapres) Filipina Sara Duterte mengancam akan menggali sisa-sisa jasad Ferdinand Marcos, mantan presiden Filipina sekaligus ayah dari presiden saat ini, Ferdinand Marcos Jr., lalu membuangnya ke laut.
Apa pasalnya?
Baca Juga
Sara Duterte pernah berkoalisi dengan Marcos Jr. dengan maju sebagai cawapres bersama dengannya dalam Pilpres 2022 dan menang telak. Namun, dia mengundurkan diri dari kabinet pada bulan Juni dan kedua dinasti yang kuat itu kini terlibat dalam perebutan kekuasaan yang sengit sebelum pemilu paruh waktu tahun depan, di mana keduanya juga tengah bersiap untuk bertarung pada Pilpres 2028.
Advertisement
Taruhannya sangat tinggi bagi keluarga Duterte karena ayah Sara yakni mantan presiden Rodrigo Duterte, menghadapi penyelidikan oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kejahatan terhadap kemanusiaan melalui perang melawan narkoba mematikan yang digagasnya
Dalam konferensi pers pada hari Jumat (18/10/2024), Sara melancarkan serangan paling kerasnya terhadap Marcos Jr. dengan mengatakan bahwa Filipina berada di "jalan menuju neraka", pemerintahannya tidak memiliki kebijakan yang jelas untuk mengatasi inflasi dan ketahanan pangan, dan bahwa dia pernah berpikir untuk memenggal kepalanya.
Sara mengatakan dia merasa "dimanfaatkan" setelah bekerja sama dengan Marcos Jr. sebelum Pilpres 2022. Dia menyadari hubungannya dengan Marcos Jr. telah menjadi racun, ungkap Sara, setelah mengetahui sang presiden melakukan apa yang disebutnya sebagai penghinaan terhadap seorang lulusan muda.
Mengutip The Guardian, Sabtu (19/10), lulusan muda tersebut menanyakan apakah dia boleh memiliki jam tangan Marcos Jr. sebagai hadiah kelulusannya. Kemudian Marcos Jr. memintanya mengulang permintaannya dan bertanya kenapa dia harus melakukannya, tindakan yang memicu tawa dari orang-orang yang hadir.
Tidak disebutkan di mana atau kapan tepatnya peristiwa itu terjadi.
"Saya ingin memenggal kepalanya. Saya menyadari hubungan ini sudah beracun," tutur Sara. "Saya membayangkan memenggal kepalanya," ulangnya sambal memberi isyarat dengan tangannya.
Marcos Jr. Tidak Akan Merespons
Ketegangan antara Sara dan Marcos Jr. meningkat setelah penyelidikan baru-baru ini yang menuduh Sara memimpin penyalahgunaan dana publik, sesuatu yang dibantahnya, serta sidang parlemen baru-baru ini tentang "perang melawan narkoba", yang mendengar klaim bahwa kantor Duterte memberi hadiah hingga USD 17.000 kepada polisi yang membunuh tersangka narkoba.
Duterte membantah telah mengizinkan pembunuhan. Namun, dia berulang kali dan secara terbuka mengancam pengedar narkoba dengan kematian sebelum dan selama masa jabatannya sebagai presiden.
Sara pun mengatakan jika serangan politik terhadapnya tidak dihentikan, dia akan melemparkan jasad Marcos ke laut.
"Suatu hari nanti, saya akan pergi ke sana. Saya akan mengambil jasad ayah Anda dan membuangnya di Laut Filipina Barat," kata Sara, menggunakan nama Filipina untuk wilayah Laut China Selatan.
Pada tahun 2016, ketika hubungan antara kedua keluarga sedang hangat, Duterte menimbulkan kontroversi dengan mengizinkan pemakaman bak pahlawan dengan penghormatan militer untuk Marcos. Mendiang diktator tersebut dituduh telah menjarah hingga USD 10 miliar dari kas negara selama pemerintahannya dan memimpin pelanggaran hak asasi manusia yang meluas.
Sekretaris komunikasi kepresidenan, Cesar Chavez, mengatakan Marcos Jr. tidak akan menanggapi pernyataan Sara.
Advertisement