Liputan6.com, Bogota - Kolombia, pengekspor kokain terbesar di dunia, mencetak rekor baru tahun lalu untuk produksi obat dan budi daya daun koka yang menjadi bahan bakunya. Demikian menurut laporan PBB pada hari Jumat (18/10/2024).
Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) menyebutkan bahwa budi daya daun koka 10 persen lebih tinggi tahun lalu dibandingkan tahun 2022, sementara produksi kokain naik 53 persen dari 1.738 ton menjadi 2.600.
Baca Juga
Ini adalah angka tertinggi sejak PBB mulai memantau pada tahun 2001. Demikian seperti dilansir Al Arabiya, Senin (21/10).
Advertisement
Produksi daun koka sekarang tersebar di 253.000 hektare di negara tersebut.
Trennya telah meningkat sejak 2014, meskipun ada perang melawan narkoba yang dilakukan AS.
Wilayah Kolombia dengan peningkatan terbesar pada tahun 2023 adalah Departemen Cauca dan Narino, keduanya merupakan benteng kelompok pembangkang tentara gerilya FARC yang bubar pada tahun 2017.
Sekitar 20 persen dari total wilayah yang ditanami koka di Kolombia berada di tanah milik masyarakat keturunan Afrika, 10 persen di cagar alam adat, dan 18 persen di kawasan hutan lindung.
Presiden pertama Kolombia yang beraliran kiri, Gustavo Petro, menuduh kebijakan antinarkoba AS menyebabkan "genosida" terhadap warga Amerika Latin karena berfokus pada "penindasan" daripada pencegahan dan kesehatan masyarakat.