Liputan6.com, Edirne: Turnamen gulat tradisional tahunan Turki digelar di sebuah lapangan terbuka di Kota Edirne, baru-baru ini. Kegiatan ini memperebutkan gelar kehormatan "Head Pehlivan of Turkey" atau Pegulat Terhebat Turki dan diikuti oleh lebih dari seribu pegulat dari berbagai penjuru Turki. Tak seperti gulat biasa, dalam pertandingan ini setiap peserta wajib melumuri tubuhnya dengan minyak zaitun.
Untuk ribuan peserta kali ini, panitia acara menyediakan sekitar dua ribu ton minyak zaitun. Setelah badan licin, para peserta baru diperbolehkan bertanding dengan peraturan dilarang menjatuhkan lawan dengan saling menyerang berhadapan, melainkan berupaya membantingnya dengan punggung menempel di tanah dalam waktu kurang dari 40 menit. Jika dalam jangka waktu tersebut tak ada yang kalah, maka pertandingan akan ditentukan oleh perebutan poin emas.
Tradisi tahunan Turki ini digelar berdasarkan legenda yang berkembang pada masyarakat setempat. Alkisah, lebih dari 600 tahun lampau, ada dua tentara Ottoman tewas kelelahan setelah bergulat seharian tanpa ada yang kalah. Mereka kemudian dikuburkan di sebuah tempat bernama Kirknar. Sejak saat itu, warga Turki selalu mengulang aksi gulat tersebut di daerah Kirknar, sampai akhirnya berkembang menjadi turnamen tradisional tahunan yang selalu ramai dipadati penonton.(MTA/Yumi Uriona)
Untuk ribuan peserta kali ini, panitia acara menyediakan sekitar dua ribu ton minyak zaitun. Setelah badan licin, para peserta baru diperbolehkan bertanding dengan peraturan dilarang menjatuhkan lawan dengan saling menyerang berhadapan, melainkan berupaya membantingnya dengan punggung menempel di tanah dalam waktu kurang dari 40 menit. Jika dalam jangka waktu tersebut tak ada yang kalah, maka pertandingan akan ditentukan oleh perebutan poin emas.
Tradisi tahunan Turki ini digelar berdasarkan legenda yang berkembang pada masyarakat setempat. Alkisah, lebih dari 600 tahun lampau, ada dua tentara Ottoman tewas kelelahan setelah bergulat seharian tanpa ada yang kalah. Mereka kemudian dikuburkan di sebuah tempat bernama Kirknar. Sejak saat itu, warga Turki selalu mengulang aksi gulat tersebut di daerah Kirknar, sampai akhirnya berkembang menjadi turnamen tradisional tahunan yang selalu ramai dipadati penonton.(MTA/Yumi Uriona)