Sukses

Israel Akan Lanjutkan Serangan terhadap Lembaga Keuangan yang Dikelola Hizbullah

Korban jiwa sipil terus berjatuhan di sisi Lebanon akibat serangan membabi buta Israel.

Liputan6.com, Lebanon - Israel mengatakan Senin (21/10/2024) malam bahwa mereka berencana melancarkan lebih banyak serangan di Lebanon terhadap lembaga keuangan yang dikelola Hizbullah yang menjadi targetnya malam sebelumnya dan yang menurutnya menggunakan simpanan nasabah untuk membiayai serangan terhadap Israel.

Setidaknya 15 cabang Al-Qard al-Hasan diserang pada Minggu (20/10) malam di lingkungan selatan Beirut, di seluruh Lebanon selatan dan di Lembah Bekaa timur, tempat Hizbullah memiliki kehadiran yang kuat. Satu serangan meratakan gedung sembilan lantai di Beirut dengan cabang di dalamnya.

Militer Israel mengeluarkan peringatan evakuasi sebelum serangan dan tidak ada laporan korban jiwa.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan udara di dekat rumah sakit umum terbesar di Beirut pada Senin malam menewaskan empat orang, termasuk seorang anak, dan melukai 24 orang. Itu adalah serangan pertama di ibu kota Lebanon dalam 10 hari.

Pasukan darat Israel menyerbu Lebanon awal bulan ini. Militer mengatakan pihaknya bermaksud mengusir Hizbullah keluar dari Lebanon selatan, sehingga puluhan ribu warga Israel dapat kembali ke rumah mereka di dekatnya setelah lebih dari setahun serangan roket dan drone lintas batas. Serangan udara Israel telah menghantam wilayah yang luas di Lebanon selama berminggu-minggu, memaksa lebih dari satu juta orang meninggalkan rumah mereka.

Hizbullah telah meluncurkan roket ke Israel hampir setiap hari sejak serangan mematikan Hamas ke Israel tahun lalu yang memicu perang di Jalur Gaza.

Amerika Serikat (AS) berharap untuk menghidupkan kembali upaya diplomatik untuk menyelesaikan kedua konflik tersebut setelah terbunuhnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar pekan lalu, tetapi sejauh ini semua pihak tampaknya bertahan.

Juru bicara bahasa Arab untuk militer Israel Avichay Adraee mengatakan — tanpa memberikan bukti — bahwa Hizbullah menyimpan ratusan juta dolar di cabang-cabang Al-Qard al-Hasan dan uang tersebut digunakan untuk membeli senjata dan membayar para pejuang. Adapun serangan Israel, menurutnya ditujukan untuk mencegah kelompok tersebut mempersenjatai kembali.

Lembaga yang memiliki lebih dari 30 cabang di Lebanon itu mencoba meyakinkan nasabahnya, dengan mengatakan bahwa mereka telah mengevakuasi semua cabang dan memindahkan emas dan simpanan lainnya ke tempat yang aman.

Banyak nasabah adalah warga sipil yang tidak berafiliasi dengan Hizbullah. Al-Qard al-Hasan, yang dikenai sanksi oleh AS dan Arab Saudi, telah lama menjadi alternatif bagi bank-bank Lebanon, yang telah memberlakukan pembatasan terhadap nasabah sejak krisis keuangan parah yang dimulai pada tahun 2019.

Dan juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari menuturkan pada Senin malam bahwa Israel merencanakan lebih banyak serangan terhadap Al-Qard al-Hasan.

Hagari mengatakan Iran mendanai Hizbullah dengan mengirimkan uang tunai dan emas ke Kedutaan Besar Iran di Beirut, namun dia tidak memberikan bukti apa pun. Hagari juga mengatakan, tanpa memberikan bukti, bahwa intelijen Israel telah menemukan bunker milik mantan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah yang sekarang digunakan sebagai brankas di bawah sebuah rumah sakit di Beirut selatan. Dia mengklaim bunker itu menyimpan emas dan uang tunai senilai jutaan dolar.

Seorang anggota parlemen Lebanon yang merupakan direktur rumah sakit tersebut, Fadi Alameh, membantah klaim tersebut, dan mengatakan rumah sakit itu memiliki ruang operasi bawah tanah. Alameh mengonfirmasi rumah sakit tersebut dievakuasi untuk mengantisipasi serangan.

Hagari mengatakan serangan Israel di Beirut pada awal Oktober dan di Suriah pada hari Senin juga telah menewaskan orang-orang yang bertanggung jawab atas transfer uang antara Iran dan Hizbullah. Media pemerintah Suriah melaporkan serangan udara Israel menghantam sebuah mobil di ibu kota Damaskus, menewaskan dua orang dan melukai tiga orang.

Serangan udara Israel menewaskan 17 orang di Lebanon pada hari Senin, termasuk empat responden pertama, menurut kementerian kesehatan negara tersebut. Militer Israel mengatakan Hizbullah menembakkan 170 proyektil ke Israel pada hari Senin.

2 dari 2 halaman

Resolusi DK PBB 1701 Tidak Lagi Cukup

Utusan AS Amos Hochstein, yang telah menghabiskan sebagian besar tahun lalu mencoba menjadi penengah gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, kembali ke Lebanon pada hari Senin untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat senior.

Dia menekankan bahwa Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah, tidak lagi cukup untuk menjamin perdamaian dan mekanisme baru diperlukan untuk menegakkannya.

Resolusi tersebut menyerukan agar Hizbullah menarik diri dari perbatasan dengan Israel dan agar pasukan penjaga perdamaian PBB dan tentara Lebanon mengendalikan Lebanon selatan, tanpa kehadiran Hizbullah atau Israel.

Israel menyatakan resolusi tersebut tidak pernah dilaksanakan dan bahwa Hizbullah membangun infrastruktur militer yang luas hingga ke perbatasan. Lebanon telah lama menuduh Israel melanggar wilayah udaranya dan gagal mematuhi ketentuan lain dari resolusi tersebut.