Sukses

26 Oktober 1689: Klaim Stop Penyebaran Wabah Kolera, Jenderal Austria Bakar Kota Skopje

Lebih dari 300 tahun yang lalu, Kota Skopje di Makedonia dibakar oleh Jenderal Piccolomini dari Austria yang mengambil tindakan drastis itu untuk menghentikan penyebaran wabah kolera. Namun, beberapa sumber mengatakan bahwa ada alasan lain.

Liputan6.com, Skopje - Pada 26 Oktober 1689, Kota Skopje, sebuah kota maju di Makedonia dan pusat komersial terbesar di wilayah Balkan, dibakar oleh seorang Jenderal Austria untuk mencegah penyebaran kolera.

Melansir dari Sloboden Pečat, sebuah media dari Makedonia Utara, kota tersebut dibakar oleh Jenderal Austria Enea Silvio Piccolomini. Ia memimpin pasukan otonom dengan tugas menaklukkan Kosovo, Bosnia, dan Makedonia. Ini merupakan serangan balasan terhadap Kekaisaran Ottoman setelah kampanyenya di Turki pada tahun 1683, di mana mereka hampir menaklukkan Wina.

Namun, pada saat itu, Skopje sedang dilanda wabah kolera. Piccolomini memerintahkan agar kota itu dibakar untuk menghentikan epidemi tersebut. Pada 25 Oktober 1689, Skopje dibakar dan terus berkobar selama dua hari penuh. Sejumlah besar rumah dan toko terbakar habis, tetapi wabah tidak berhenti. Bahkan, Jenderal Piccolomini sendiri terjangkit kolera lalu tak lama kemudian meninggal dunia.

Sebelum ia membakar kota itu, Piccolomini menulis, “Skopje adalah kota yang luas, tidak lebih kecil dari Praha atau sebesar Praha. Saya menemukan kota itu sepi, tanpa barang berharga, penuh dengan hasil Bumi. Beberapa orang yang tersisa berlarian ketakutan di jalanan. Saya menyesal bahwa bangunan-bangunan, seperti yang belum pernah saya lihat sebelumnya, masjid-masjid dengan marmer terindah dan ornamen-ornamen emas yang saya akan perhatikan meskipun di Roma, barang antik dan taman-taman yang indah, harus saya serahkan pada kobaran api.”

Kebakaran hebat yang disebabkan oleh tentara Austria di bawah kepemimpinan Jenderal Piccolomini tersebut, dengan ganasnya menghentikan kemakmuran Kota Skopje yang sedang berkembang pesat. Hanya bangunan batu, Benteng Kaleto, beberapa masjid, gereja St. Dimitria dan St. Spa, dan Karvan-Saraj yang tersisa. Pada saat itu, Skopje adalah kota yang maju dan pusat komersial terbesar di Balkan.

Selama dua abad, Skopje tidak dapat pulih dari tragedi tersebut. Dari 60 ribu penduduk, jumlah penduduknya menurun menjadi 10 ribu setelah kebakaran. Kota ini dibangun kembali dengan sangat lambat dan tidak dapat mengembalikan kemegahan serta signifikansinya seperti pada abad ke-17. 

Selama 200 tahun berikutnya, Skopje adalah kota kecil dan tidak dikenal, hingga pertengahan abad ke-19 ketika perdagangan dan kerajinan tangan kembali dan bangunan-bangunan baru mulai dibangun. Pembangunan rel kereta api Beograd-Thessalonika pada tahun 1873, yang melewati Skopje, banyak membantu dalam rekonstruksi dan pembangunan.

2 dari 2 halaman

Jenderal Piccolomini dan Alasannya Membakar Skopje

Meskipun beberapa sumber mengklaim bahwa alasan pembakaran Skopje adalah untuk mencegah penyebaran epidemi kolera, sebagian orang percaya bahwa itu dilakukan sebagai balas dendam atas pengepungan Wina pada tahun 1683. Selain itu, Piccolomini sangat marah ketika mendapati Skopje benar-benar dievakuasi dan ditinggalkan, bahkan mengira bahwa itu adalah semacam penyergapan.

Mengutip dari History.mk, selain kedua alasan itu, beberapa catatan tentang peristiwa ini mengatakan bahwa Piccolomini menghancurkan Skopje karena angkatan bersenjatanya tidak dapat menduduki dan memerintah kota yang sangat jauh dari markasnya.

Niat Piccolomini bukanlah untuk pergi lebih jauh ke selatan dan merebut Makedonia, melainkan untuk merebut Durres dan Albania dan mencapai laut. Namun, untuk menunjukkan kekuatan pasukannya dan menghancurkan benteng Turki yang penting ini, ia memutuskan untuk membakar Skopje.

Dari lereng Gunung Vodno, Picolomini menyaksikan api tersebut membakar Skopje dan berkata, "Saya memutuskan, meskipun tidak mudah, untuk membakar kota ini menjadi abu. Saya minta maaf untuk rumah-rumah yang tidak saya lihat sama sekali dalam perang ini… Saya merasa kasihan dengan barang-barang antik, taman, dan taman hiburan yang indah. Saya serahkan semua ini pada api agar tidak menyisakan apa pun untuk digunakan oleh musuh."

Enea Silvio Piccolomini, yang lahir sekitar tahun 1640 dan wafat pada 9 November 1689, adalah seorang bangsawan Italia yang bertugas di tentara Habsburg.

Jenderal Piccolomini berasal dari keluarga bangsawan tradisional Piccolomini di Siena, Italia. Selain itu, dua paus juga berasal dari keluarga ini: Pius II. (terlahir sebagai Enea Silvio Piccolomini) dan Pius III. (terlahir dengan nama Francesco Todeschini Piccolomini). Terakhir, Panglima Besar (Generalfeldmarschall) Jenderal Ottavio Piccolomini juga berasal dari keluarga Piccolomini.