Sukses

Perwakilan Korea Utara di PBB Bantah soal Pengerahan Pasukan ke Rusia

Meski perwakilan Korea Utara sudah angkat bicara, namun belum ada pernyataan resmi yang dirilis kantor media pemerintah Korea Utara yang lazimnya menggambarkan pernyataan resmi.

Liputan6.com, New York - Korea Utara tidak mengirim pasukan ke Rusia untuk membantu negara itu memerangi Ukraina. Hal tersebut ditegaskan salah seorang perwakilan Korea Utara di PBB pada hari Selasa (22/10/2024), menepis klaim Korea Selatan sebagai "rumor tak berdasar".

Badan mata-mata Korea Selatan mengatakan pada hari Jumat (18/10), Korea Utara mengerahkan pasukan "berskala besar" untuk membantu sekutunya dengan mengklaim bahwa 1.500 pasukan khusus sudah berlatih di Timur Jauh Rusia dan siap segera menuju garis depan perang Ukraina.

"Mengenai apa yang disebut kerja sama militer dengan Rusia, delegasi saya tidak merasa perlu mengomentari rumor stereotip tak berdasar tersebut," kata seorang perwakilan Korea Utara di New York, seperti dikutip dari CNA, Rabu (23/10).

"Klaim Korea Selatan ditujukan untuk mencoreng citra DPRK (singkatan yang merujuk pada nama resmi Korea Utara) dan merusak hubungan yang sah, bersahabat, dan kooperatif antara dua negara berdaulat."

Korea Utara dan Rusia semakin dekat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, di mana Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa Korea Utara telah mengirim senjata untuk digunakan di Ukraina.

Media pemerintah Korea Utara belum mengomentari terkait dugaan pengerahan pasukan ke Rusia.

Rusia juga belum mengonfirmasi kabar mengenai pengerahan pasukan Korea Utara, namun membela kerja sama militernya dengan Pyongyang.

Setelah Korea Selatan memanggil duta besar Rusia untuk Korea Selatan untuk mengajukan keluhan, utusan tersebut "menekankan bahwa kerja sama antara Rusia dan Korea Utara ... tidak ditujukan untuk melawan kepentingan keamanan Korea Selatan".

Baik NATO maupun AS juga belum mengonfirmasi soal pengerahan pasukan, namun keduanya menganggapnya sebagai eskalasi yang berpotensi berbahaya dalam perang Ukraina.

Pada hari Selasa, saudari Kim Jong Un merilis pernyataan yang menyebut Ukraina dan Korea Selatan sebagai "anjing jahat yang dibesarkan oleh AS". Sekali lagi dia menuduh Korea Selatan mengirim drone ke Pyongyang.

"Seoul dan Kyiv adalah mitra yang tepat dalam hal mengantongi dan mengeluarkan pernyataan sembrono terhadap negara-negara bersenjata nuklir secara acak tanpa kemampuan tindak lanjut," ujar Kim Yo Jong.

Militer Korea Selatan awalnya membantah telah mengirim drone, namun kemudian menolak berkomentar, bahkan setelah Korea Utara merilis gambar-gambar yang diklaimnya sebagai drone yang dikirim dari Seoul.

Kim Yo Jong menambahkan bahwa kebenaran di balik provokasi tercela oleh Korea Selatan akan dianalisis lebih lanjut secara terperinci.