Liputan6.com, Gaza - Israel dilaporkan terus membombardir Gaza. RS Indonesia di Gaza tempat sejumlah relawan MER-C Indonesia bertugas bahkan menjadi target serangan.
MER-C Indonesia pun telah mengeluarkan pernyataan terkait serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza bertajuk "Pernyataan Sikap MER-C Indonesia terhadap Serangan Militer Penjajah ke Rumah Sakit Indonesia".
Baca Juga
"Gaza Utara kembali mengalami kerusakan massal sejak 7 Oktober 2024 dan tiga fasilitas kesehatan terakhir yang masih beroperasi, yaitu RS Indonesia, RS Al-Awda, dan RS Kamal Adwan, juga menjadi target yang direncanakan," papar pihak MER-C Indonesia dalam pernyataan yang dikutip dari akun Instagram @mercindonesia tertanggal 21 Oktober 2024.
Advertisement
"Relawan medis MER-C dari Indonesia telah bertugas selama 2 bulan terakhir di RS Indonesia untuk memberikan bantuan medis khususnya kasus trauma kepada masyarakat terlantar di Gaza Utara, seluruh relawan MER-C di utara telah dievakuasi ke Gaza Tengah, mereka menyaksikan sendiri bahwa selama ini RS Indonesia digunakan untuk kegiatan medis kemanusiaan," jelas MER-C Indonesia soal para relawannya.
Sementara itu, dalam keterangan terbaru terkait kondisi di Gaza Utara yang dikutip dari mer-c.org, Rabu (23/10/2024), MER-C Indonesia menyorot soal kabar pembakaran RS Indonesia di sana.
"Kondisi RS Indonesia tidak terbakar, namun sempat dikhawatirkan sebaran api mencapai ruang generator yang dekat dengan sekolah. Gambar dan info yang beredar tentang RS Indonesia terbakar (lantai 3 dan 4) adalah kejadian Desember 2023," jelas Divisi Humas MER-C Indonesia dalam keterangannya.
Saat ini, sambung pernyataan tersebut, seluruh staf medik dan pasien (sekitar 50 orang warga palestina) tanpa pasokan makan, air dan obat-obatan.
"Selasa pagi (22 Oktober waktu Gaza) generator RS berhasil dihidupkan dan sedang diusahakan mendapatkan sumber air dari sumur dekat rumah sakit," imbuh Divisi Humas MER-C Indonesia.
Dalam pernyataan tersebut tersebut, MER-C Indonesia juga menyorot musim dingin akan datang di Gaza Utara yang dilanda krisis.
"Pihak penjajah terus mengusir semua masyarakat Palestina di sekolah dekat RS Indonesia, diikuti pembakaran. Informasi evakuasi terbaru adalah, warga yang terusir diminta berkumpul oleh militer penjajah di sekitar RS Indonesia," jelas pihak MER-C Indonesia.
Israel Serang Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, 2 Orang Tewas dan Aliran Listrik Terputus
Sebelumnya, Israel dilaporkan menyerang Rumah Sakit (RS) Indonesia di Beit Lahiya, Gaza utara, pada hari Sabtu (19/10/2024). Kementerian Kesehatan Palestina di sana mengatakan artileri Israel menargetkan lantai atas yang menampung lebih dari 40 pasien dan individu yang terluka, serta staf medis.
Laporan Anadolu yang dikutip Senin (21/10) menyebut situasi memburuk karena Rumah Sakit Indonesia di Gaza tersebut kehilangan aliran listrik, yang semakin membahayakan nyawa pasien, terutama mereka yang bergantung pada mesin oksigen.
"Dua pasien di unit perawatan intensif tewas karena pengepungan rumah sakit oleh tentara Israel dan memutus aliran listriknya selama berjam-jam," sumber medis di rumah sakit tersebut mengatakan kepada Anadolu.
Direktur fasilitas RS Indonesia di Gaza, Marwan Sultan, menggambarkan kondisi yang mengerikan itu, dengan mengatakan sedikitnya 30 pasien terluka, dengan 10 orang sangat membutuhkan dukungan oksigen. Ia juga memperingatkan bahwa nyawa mereka terancam jika pemadaman listrik terus berlanjut.
Advertisement
Israel Dilaporkan Bakar RS Indonesia di Gaza, Bagaimana Situasinya?
Kabar pasukan Israel membakar Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara pada hari Senin (21/10) mengemuka dari laporan kementerian kesehatan daerah kantong itu.
Insiden pembakaran tersebut dilaporkan setelah para saksi melapor bahwa tentara juga telah membakar gedung-gedung tempat ribuan orang berlindung.
"Rumah sakit di Beit Lahia, sebelah utara Jabalia, menjadi sasaran langsung," kata kementerian kesehatan Gaza seperti dikutip dari The National, Selasa (22/10/2024), seraya menambahkan bahwa generatornya dibom yang memutus aliran listrik dan menyebabkan "pasien meninggal setelah terputus dari perangkat oksigen".
Dengan pembatasan ketat pada pergerakan mereka, staf rumah sakit kabarnya harus menguburkan jenazah di dalam kompleks medis, yang masih dalam pengepungan.
"Bahkan pilihan untuk memprioritaskan yang terluka tidak lagi tersedia, karena banyak dari yang terluka dibiarkan mati kehabisan darah kemarin karena banyaknya korban," kata kementerian kesehatan Gaza.
Salah seorang saksi mata, Yousri Qarmout, mengatakan kepada The National bahwa pasukan Israel membakar gedung-gedung di Beit Lahia tempat orang-orang berlindung, "Pendudukan tidak berhenti menggunakan taktik pembakaran dan pembongkaran selama operasi ini. Setiap hari, kami melihat gumpalan asap mengepul di mana-mana.
"Kemarin, tentara Israel membakar banyak gedung di sekitar Rumah Sakit Indonesia, daerah yang terkenal dengan banyak tempat berlindung. Kebakaran belum berhenti dan asap mencapai sebagian besar wilayah Gaza utara, sementara suara ledakan terus berlanjut tanpa henti," jelas pria 37 tahun itu.