Liputan6.com, Gaza - World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan telah mendapatkan kembali kontak dengan staf di rumah sakit Gaza utara yang terkepung, dan menemukan bahwa tiga petugas kesehatan terluka dan 44 orang ditahan.
Kamal Adwan, rumah sakit terakhir yang masih beroperasi di Gaza utara, "masih dikepung, tetapi kami berhasil menghubungi stafnya", kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui X pada Jumat malam (25/10) seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (27/10/2024).
Baca Juga
"Tiga petugas kesehatan dan karyawan lainnya terluka, 44 petugas kesehatan ditahan, dan empat ambulans rusak," katanya.
Advertisement
Pada hari Jumat (25/10), kementerian kesehatan Gaza menuduh pasukan Israel menyerbu rumah sakit Kamal Adwan di kamp Jabalia, tempat mereka melancarkan operasi besar awal Oktober ini. Dikatakan bahwa serangan itu menewaskan dua anak, dan menuduh pasukan Israel menahan ratusan staf, pasien, dan orang-orang yang mengungsi selama serangan itu.
Adapun militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi di sekitar Kamal Adwan, tetapi "tidak mengetahui adanya tembakan langsung dan serangan di area rumah sakit".
Di tengah kekacauan tersebut, WHO mengatakan pada Jumat (25/10) sore bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan staf di Kamal Adwan, dengan Tedros menggambarkan perkembangan tersebut dalam posting sebelumnya di X sebagai "sangat mengganggu".
Tedros mengatakan WHO dan lembaga mitra telah tiba di rumah sakit tersebut pada Rabu (23/10) malam dan berhasil memindahkan 23 pasien dan 26 pengasuh ke Rumah Sakit utama Al-Shifa di wilayah Palestina.
"Rumah Sakit Kamal Adwan telah dibanjiri oleh hampir 200 pasien - aliran kasus trauma yang mengerikan yang terus-menerus. Rumah sakit tersebut juga penuh dengan ratusan orang yang mencari perlindungan," katanya.
Dalam posting keduanya, Tedros menyoroti bahwa, secara keseluruhan, "sekitar 600 pasien, petugas kesehatan, dan individu saat ini berlindung di rumah sakit".
"Pengepungan dan serangan terhadap petugas kesehatan terjadi hanya beberapa jam setelah misi yang dipimpin WHO mengirimkan pasokan penting untuk menjaga fasilitas tetap beroperasi dan membawa pasien kritis ke Rumah Sakit Al-Shifa," katanya.
"Kami mendesak agar rumah sakit, petugas kesehatan, dan pasien dilindungi. Gencatan senjata!"