Liputan6.com, Washington, DC - Surat kabar The Washington Post, yang dimiliki oleh miliarder Jeff Bezos, mengumumkan pada hari Jumat (25/10/2024) bahwa mereka tidak akan mendukung Kamala Harris dari Partai Demokrat atau Donald Trump dari Partai Republik dalam Pilpres Amerika Serikat (AS) 2024.
"Kami kembali ke akar kami untuk tidak mendukung calon presiden," tulis Penerbit dan CEO the Post Will Lewis dalam opini yang dipublikasikan di situs berita the Post seperti dilansir NPR, Selasa (29/10).
Baca Juga
Dewan redaksi the Post telah mendukung calon presiden dari Partai Demokrat selama lebih dari 40 tahun terakhir sebelum memutuskan berada di pinggir lapangan dalam salah satu pilpres yang dinilai paling memecah belah dalam sejarah AS. Melansir AP, capres pertama yang didukung the Post adalah Jimmy Carter pada tahun 1976.
Advertisement
The Post - yang slogannya adalah "democracy dies in darkness" - adalah salah satu dari sejumlah kecil media tradisional yang masih memiliki pengaruh besar di kalangan elite Washington.
Lewis mengonfirmasi bahwa the Post tidak akan pernah lagi memberikan dukungan kepada capres, seperti yang telah menjadi tradisi di tahun-tahun sebelumnya.
"Tugas kami di The Washington Post adalah menyediakan berita nonpartisan melalui ruang redaksi untuk semua warga AS dan pandangan yang menggugah pikiran dari tim opini kami untuk membantu para pembaca kami mengambil keputusan sendiri," ujar Lewis.
Keputusan the Post mengikuti langkah serupa yang diambil oleh salah satu surat kabar besar AS yang tersisa, Los Angeles Times.
Pemilik the Times memblokir dewan redaksi untuk mengeluarkan dukungan bagi Harris, menurut editor Mariel Garza, yang akhirnya memilih mengundurkan diri sebagai bentuk protes.
Sebaliknya, The New York Times telah menyatakan dukungan terhadap Harris pada bulan September, menyebutnya sebagai satu-satunya pilihan patriotik untuk presiden dan memperingatkan bahwa sulit untuk membayangkan seorang kandidat yang lebih tidak layak untuk menjabat sebagai presiden AS dibanding Trump.
Meski demikian, Trump pada hari Jumat (25/10) mendapat dukungan dari New York Post, tabloid milik Rupert Murdoch, yang menyatakan bahwa "AS siap untuk Donald Trump yang heroik merebut kembali kursi kepresidenan".
Mantan editor eksekutif the Post Marty Baron mengecam keputusan terbaru bekas kantornya, menyebutnya tindakan "pengecut" yang mengorbankan demokrasi.
Baron menilai Trump akan melihat keputusan itu "sebagai undangan untuk semakin mengintimidasi" Bezos, yang juga pendiri Amazon.
"Ketidakberdayaan yang mengganggu di sebuah institusi yang terkenal karena keberaniannya," tulis Baron di platform media sosial X.
Lewis mengatakan dia menyadari bahwa keputusan dewan redaksi akan dibaca dengan berbagai cara, termasuk sebagai dukungan diam-diam terhadap satu kandidat atau sebagai kutukan terhadap kandidat lain atau sebagai pelepasan tanggung jawab.
"Itu tidak dapat dihindari," kata Lewis. "Tapi, kami tidak melihatnya seperti itu".