Sukses

Mengenal Hujan Meteor Taurid dan Leonid, Hiasi Langit November 2024

Hujan meteor Taurid berasal dari puing-puing komet Encke. Komet Encke (2P/Encke) adalah komet periodik yang memiliki periode orbit terpendek, yaitu 3,3 tahun untuk mengelilingi matahari.

Liputan6.com, Jakarta - Ada dua hujan meteor yang akan menghiasi langit pada November 2024, yakni hujan meteor Taurid dan hujan meteor Leonid. Melansir laman resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Jumat (01/11/2024), hujan meteor Taurid yang diperkirakan akan berlangsung pada 4-5 November 2024.

Sementara, hujan meteor Leonid yang diperkirakan berlangsung pada 17-18 November 2024. Fenomena astronomi hujan meteor terjadi ketika meteoroid, sisa komet atau asteroid, terbakar saat memasuki atmosfer bumi.

Dikutip dari laman Earth Sky pada Jumat (01/11/2024), fenomena hujan meteor Taurid selatan adalah hujan meteor kecil yang berlangsung lama. Hujan meteor Taurid juga disebut bola api Halloween karena kemunculannya pada akhir Oktober dan awal November.

Hujan meteor Taurid berasal dari puing-puing komet Encke. Komet Encke (2P/Encke) adalah komet periodik yang memiliki periode orbit terpendek, yaitu 3,3 tahun untuk mengelilingi matahari.

Komet ini ditemukan oleh Pierre Méchain pada 17 Januari 1786. Komet Encke merupakan komet kedua yang ditemukan setelah Komet Halley.

Komet Encke dinamai berdasarkan Johann Franz Encke yang menghitung orbitnya. Debu dari komet Encke menghantam atmosfer bumi dengan kecepatan 65.000 mph dan terbakar, sehingga menciptakan hujan meteor Taurid.

Hujan meteor Taurid terdiri dari dua aliran, yaitu Taurid Selatan dan Taurid Utara. Kedua aliran tersebut memancar dari konstelasi Taurus, si Banteng.

Hujan meteor Taurid memiliki kecepatan tumbukan yang paling lambat dari hujan meteor tahunan yang terkenal. Hujan meteor ini terdiri dari material yang lebih berat, yaitu kerikil, bukan butiran debu.

Hujan meteor Taurid hanya menghasilkan sekitar 5 hingga 10 meteor per jam. Intensitas hujan meteor Taurid selatan pada saat puncaknya diperkirakan akan terjadi 6,3 sampai 6,9 meteor per jam.

Sedangkan untuk intensitas hujan meteor Taurid utara pada saat puncaknya diperkirakan akan terjadi 4,2 sampai 4,8 meteor per jam. Hujan meteor Taurid utara diprakirakan berlangsung puncaknya pada 12 hingga 13 November 2024.

 

2 dari 2 halaman

Konstelasi Leo

Sementara itu, hujan meteor Leonid diprakirakan akan berlangsung 17 hingga 18 November 2024. Dikutip dari laman LAPAN pada Jumat (01/11/2024), titik radian Leonid terletak di konstelasi Leo yang dapat disaksikan sekitar tengah malam.

Biasanya, hujan meteor Leonid muncul antara awal hingga pertengahan November setiap tahunnya. Hujan meteor Leonid dianggap sebagai hujan meteor besar, meskipun laju meteor sering kali hanya sekitar 15 meteor per jam.

Hujan meteor Leonid adalah meteor yang terang dan juga berwarna-warni. Leonid juga cepat, yakni bergerak dengan kecepatan 44 mil (71 kilometer) per detik, dan dianggap sebagai salah satu meteor tercepat.

Hujan meteor Leonid muncul dari titik radian di rasi Leo, yang berada di langit timur laut bagi sebagian besar orang. Pada puncaknya, kita bahkan mungkin melihat hujan meteor ini setiap hari.

Hujan meteor Leonid berasal dari puing-puing komet 55P/Tempel-Tuttle. Komet ini memiliki orbit yang sangat elips mengelilingi matahari setiap 33 tahun.

Hujan meteor Leonid terjadi ketika bumi melewati puing-puing komet tersebut. Meteoroid, partikel-partikel kecil dari komet, menghantam atmosfer Bumi, memanas, dan menguap.

Komet 55P/Tempel-Tuttle ditemukan oleh Wilhelm Tempel pada 19 Desember 1865 dan Horace Parnell Tuttle pada 6 Januari 1866. Komet ini diberi nama berdasarkan nama penemunya, yaitu Ernst Tempel dan Horace Tuttle.

Huruf "P" menunjukkan bahwa Tempel-Tuttle adalah komet periodik. NASA JPL mengklasifikasikan komet ini sebagai "Asteroid Near Earth" karena orbitnya yang dekat dengan bumi.

(Tifani)