Liputan6.com, Singapura - Singapura mengirimkan gelombang kelima bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, menjadikan total sumbangannya ke wilayah kantong Palestina itu menjadi sekitar 18 juta dolar Singapura atau sekitar Rp214,8 miliar.
Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan dan Menteri Sosial dan Pembangunan Keluarga Masagos Zulkifli pada hari Jumat (1/11/2024) menyaksikan serah terima bantuan terbaru oleh Yayasan Rahmatan Lil Alamin (RLAF) kepada UNICEF.
Baca Juga
Kementerian Luar Negeri Singapura mencatat bahwa RLAF akan menyumbangkan 700.000 dolar Singapura dari kampanye penggalangan dana yang sedang berlangsung untuk Jalur Gaza guna mendukung operasi bantuan kemanusiaan UNICEF. Gelombang terakhir mencakup pula sumbangan sebesar USD 200.000 dari Kementerian Luar Negeri Singapura kepada RLAF.
Advertisement
Kampanye penggalangan dana RLAF akan berlanjut hingga 13 Desember, dengan sisa dana yang terkumpul akan disalurkan ke Organisasi Amal Kerajaan Hashemite Yordania dan Humanity Matters.
"Bantuan tahap terbaru ini merupakan bagian dari kontribusi berkelanjutan Singapura untuk meringankan penderitaan di Gaza," kata Kementerian Luar Negeri Singapura, seperti dilansir CNA, Sabtu (2/11).
Balakrishnan mencatat bahwa konsekuensi kemanusiaan di Jalur Gaza benar-benar mengerikan.
"Saya ingin mengulangi apa yang telah kami sampaikan kepada pemerintah Israel di tingkat tertinggi bahwa respons militer Israel sebenarnya sudah keterlaluan," tutur Balakrishnan pada hari Jumat.
"Singapura dan negara-negara lain telah menekankan bahwa masih banyak yang perlu dilakukan dan mendesak untuk meringankan penderitaan warga sipil yang tidak bersalah. Dengan mendekatnya musim dingin, kami sangat khawatir bahwa kondisi kemanusiaan akan semakin memburuk."
Sejak 7 Oktober 2023, pemerintah Singapura dan organisasi nonpemerintah setempat telah bekerja sama dengan Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, dan Siprus untuk mengirimkan sumbangan kepada warga Jalur Gaza.
Singapura mengirimkan bantuan tahap keempatnya pada bulan Juli. Tahap ketiga dikirimkan pada bulan Maret termasuk pengiriman bantuan melalui udara.
Balakrishnan berterima kasih kepada mitra di Timur Tengah atas dukungan mereka dalam memfasilitasi bantuan kemanusiaan Singapura ke Jalur Gaza.
"Kami bekerja sama sangat erat, pertama dengan Mesir dan Yordania untuk tiga tahap pertama dukungan kami. Untuk tahap keempat, kami bekerja sama erat dengan Uni Emirat Arab dan Siprus," ujarnya.
Respons Singapura atas Larangan UNRWA
Balakrishnan turut menyatakan keprihatinan atas keputusan Israel melarang Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) bekerja di Israel dan Yerusalem timur yang dianeksasi.
Israel secara ketat mengendalikan semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. UNRWA sendiri telah menyediakan bantuan kepada pengungsi Palestina selama lebih dari tujuh dekade.
"Singapura menyampaikan keprihatinan mendalam kami atas pengesahan undang-undang baru-baru di Knesset (parlemen Israel) yang menurut pandangan kami akan menghambat atau menghalangi pekerjaan penting badan-badan PBB dalam memberikan bantuan kepada masyarakat di Gaza dan sekitarnya," tegas Balakrishnan.
Badan-badan seperti UNRWA dan UNICEF memainkan peran penting dalam memberikan dukungan penyelamatan jiwa di Jalur Gaza, kata Balakrishnan, seraya menambahkan, "Kami mendesak semua pihak mematuhi hukum internasional, termasuk memastikan bahwa kita menghormati dan melindungi masing-masing petugas dari badan-badan tersebut, beberapa di antaranya sebenarnya telah menjadi korban."
Kementerian Luar Negeri Singapura menekankan pihaknya terus berkomitmen menawarkan dukungan kemanusiaan kepada penduduk Jalur Gaza.
"Kami tegaskan kembali seruan kami untuk gencatan senjata kemanusiaan segera, serta pembebasan semua sandera tanpa syarat, segera, dan aman," sebut mereka.
"Kami juga mendesak semua pihak untuk mengizinkan penyediaan bantuan kemanusiaan yang mendesak, aman, dan tanpa hambatan bagi warga sipil yang terdampak di Gaza."
Advertisement