Liputan6.com, Vatikan City - Menurut Perdana Menteri Pedro Sanchez pada Sabtu (2/11). Banjir bandang terburuk dalam sejarah modern Spanyol telah merenggut sedikitnya 214 nyawa. Selain itu, puluhan orang masih hilang setelah hujan deras melanda wilayah timur Valencia selama empat hari.
Dalam pernyataan yang disiarkan di televisi, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (4/11/2024), Sanchez mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengerahkan 5.000 tentara tambahan untuk melakukan upaya pencarian dan pembersihan. Sebelumnya, kata dia, pemerintah sudah menurunkan 2.500 tentara lainnya.
Baca Juga
"Ini adalah operasi terbesar yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Spanyol dalam kondisi damai," kata Sanchez. "Pemerintah akan memobilisasi semua sumber daya yang diperlukan selama dibutuhkan."
Advertisement
Pemerintah daerah Valencia melaporkan pada Sabtu (2/11) malam bahwa total korban tewas di wilayah tersebut mencapai 211, ditambah dua korban dari Castilla La Mancha dan satu dari Andalusia.
Pada Minggu (3/11) waktu setempat, jumlah korban tewas banjir Spanyol dilaporkan bertambah menjadi 217 jiwa.
Tragedi ini adalah bencana banjir terburuk di Eropa sejak 1967, ketika setidaknya 500 orang tewas di Portugal.
Bencana ini juga menjadi sorotan Paus Fransiskus dalam doa Angelus pada hari Minggu (3/11). Paus memohon doa khusus bagi para korban banjir bandang Spanyol yang telah menewaskan sedikitnya 217 orang, dengan 213 di antara korban dari wilayah Valencia timur.
"Mari kita terus berdoa bagi Valencia dan warga Spanyol lainnya yang sangat menderita akhir-akhir ini," kata Paus Fransiskus dari jendela kamarnya yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus.
Dalam doanya, Paus Fransiskus juga menyerukan agar semua perang “dihentikan” dan semua konflik “ditangani dengan hukum dan perundingan.”
“Biarkan senjata dibungkam, jangan biarkan ada ruang bagi iblis,” kata Paus Fransiskus seraya meminta umat yang berkumpul di lapangan itu untuk berdoa bagi "Ukraina, Palestina, Israel, Myanmar, Sudan Selatan."