Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Rusia perdana latihan militer bersama.
"Latihan militer gabungan pertama Indonesia dengan Rusia pekan ini menandakan bahwa Presiden baru Prabowo Subianto akan mencari peran yang lebih besar bagi Jakarta di panggung dunia sebagai bagian dari perubahan kebijakan luar negeri yang signifikan," kata para analis seperti dikutip dari AFP, Senin (4/11/2024).
Baca Juga
Indonesia disebut telah lama mempertahankan kebijakan luar negeri yang netral dan menolak untuk memihak dalam konflik Rusia-Ukraina atau persaingan AS-China, tetapi Prabowo telah menyerukan hubungan yang lebih kuat dengan Moskow meskipun ada tekanan Barat terhadap Jakarta.
Advertisement
"Ini adalah bagian dari agenda yang lebih luas untuk meningkatkan hubungan dengan siapa pun itu, terlepas dari blok geopolitik mereka, selama ada manfaat bagi Indonesia," kata Pieter Pandie, peneliti di Center for Strategic and International Studies (Pusat Studi Strategis dan Internasional).
Blok ASEAN Asia Tenggara --di mana Indonesia merupakan salah satu anggota, pernah mengadakan latihan gabungan dengan Rusia pada tahun 2021, tetapi masing-masing negara anggota belum pernah mengadakan latihan gabungan dengan Moskow.
Jakarta diketahui memiliki hubungan dagang bernilai miliaran dolar dengan Moskow, tetapi impor senjata utama telah terhenti dalam beberapa tahun terakhir, menurut pengawas senjata SIPRI, menyusul sanksi Barat terhadap Rusia setelah negara itu merebut Krimea pada tahun 2014 dan menginvasi Ukraina pada tahun 2022. Namun, Prabowo telah mempertahankan kesepakatan jet tempur Rusia senilai $1,1 miliar yang disetujuinya pada tahun 2018 sebagai menteri pertahanan, meskipun ada ancaman sanksi AS yang dilaporkan.
Jakarta juga menolak untuk mengalah ketika negara-negara Barat melobi Indonesia untuk membatalkan undangan Rusia dari KTT G20 yang diselenggarakannya pada tahun 2022.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergey Tolchenov menyebut latihan gabungan angkatan laut Orruda yang berlangsung pada November 2024 di pelabuhan Surabaya merupakan bentuk kerja sama militer kedua negara.
"Latihan gabungan Orruda merupakan langkah penting dalam kerja sama militer Rusia dengan Indonesia," kata Dubes Tolchenov dalam press briefing bersama awak media di kediamannya yang terletak di Jakarta Selatan pada Senin (28/10).
"Kita akan memperkenalkan potensi pertahanan kita satu sama lain demi menemukan cara-cara yang mungkin dapat dilakukan secara bersama di masa depan."
Nama "Orruda" adalah akronim untuk simbol kedua negara, yakni elang Rusia (Oryol dalam bahasa Rusia) dan garuda Indonesia - raja burung dalam mitos.
"Elang ada di lambang Rusia dan garuda ada di lambang Indonesia. Semua orang akan melihatnya," kata Tolchenov.
Diversifikasi Mitra
Prabowo bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin pada bulan Juli, kemudian mengumumkan latihan angkatan laut bersama yang menurut para ahli menunjukkan bagaimana Moskow akan tumbuh dalam arti penting sebagai bagian dari kebijakan luar negeri yang lebih luas.
Latihan lima hari tersebut dimulai pada hari Senin (4/11) di Jawa Timur di mana Moskow mengirimkan tiga kapal perang kelas korvet, kapal tanker sedang, helikopter militer, dan kapal tunda. “Mereka menegaskan kembali bahwa kami tidak akan mengasingkan satu atau dua negara di arena geopolitik,” kata Anton Aliabbas, profesor di Sekolah Pascasarjana Diplomasi Paramadina.
Selama kunjungannya ke Kremlin, Prabowo — mantan jenderal berusia 73 tahun — mengatakan bahwa ia ingin memperdalam hubungan dengan Rusia.
“Kami menganggap Rusia sebagai teman baik dan saya ingin terus menjaga dan meningkatkan hubungan ini,” kata Prabowo kepada Putin kala itu.
Sebelum pelantikannya bulan Oktober lalu, Prabowo mengatakan bahwa ia ingin membangun “jaringan persahabatan yang kuat.”
Untuk tujuan itu, ia mengunjungi lebih dari selusin negara termasuk China dan Australia, tempat ia mencapai kesepakatan keamanan utama, dan Jakarta sejak itu telah memulai proses untuk bergabung dengan kelompok ekonomi berkembang BRICS.
Pemimpin baru Indonesia tersebut telah diuji di laut, dengan kapal penjaga pantai Tiongkok diusir tiga kali dari perairan yang diklaim Indonesia oleh kapal-kapal Jakarta bulan Oktober lalu.
Advertisement
Peningkatan Kapasitas dari Latihan Militer Indonesia-Rusia
Bagi Indonesia, peluang untuk menjadi tuan rumah bagi salah satu angkatan laut tercanggih di dunia sudah jelas. Hal ini akan memungkinkan "peningkatan kapasitas" dan bagi Jakarta untuk "bertukar ide" tentang pemeliharaan peralatan Rusia yang sudah dimilikinya, kata pengamat dari Universitas Binus Curie Maharani Savitri.
Indonesia, kata Curie, memiliki tank amfibi, helikopter, rudal, dan jet tempur buatan Rusia di gudang persenjataannya.
Jakarta dan Moskow memiliki tujuan maritim yang berbeda, dengan Indonesia menghadapi ancaman penyelundupan dan pembajakan sementara Rusia mencari sekutu yang bersedia.
Latihan Militer yang Mengejutkan Pihak AS
Sementara peneliti di Center for Strategic and International Studies Pieter Pandie, mengatakan ia memperkirakan latihan tersebut tidak akan semaju latihan tahunan Super Garuda Shield yang diselenggarakan Indonesia dengan AS dan sekutu lainnya.
"Saya pikir ini adalah fase pengantar hubungan militer antara keduanya, terutama di sisi angkatan laut," kata Pieter.
Namun latihan tersebut mungkin masih mengejutkan Washington, yang telah mencoba mengisolasi Rusia secara diplomatis.
Kedutaan Besar AS di Jakarta menolak berkomentar tentang latihan tersebut.
Bagi Prabowo, latihan tersebut memungkinkannya untuk mengirim pesan tentang kebijakan barunya di hari-hari awal kepresidenannya, kata Pieter.
"Secara historis, AS telah menjadi mitra pilihan untuk latihan militer. Namun... Indonesia telah mencoba untuk mendiversifikasi mitranya,” katanya.“Dan saya pikir ada tren yang lebih besar secara keseluruhan.”
Advertisement