Sukses

Sepak Terjang Donald Trump, Capres AS yang Pernah Dimakzulkan Dua Kali

Donald Trump, presiden ke-45 Amerika Serikat, kembali mencalonkan diri dalam pilpres 2024.

Liputan6.com, Washington D.C - Donald Trump bisa disebut sebagai salah satu presiden Amerika Serikat (AS) yang paling tak terlupakan, salah satunya karena rekam jejaknya sebagai presiden pertama yang dimakzulkan dua kali.

Sementara dalam pertarungannya melawan Joe Biden pada pilpres AS 2020, Trump juga bersikeras menolak kekalahan. 

"Bila Anda menghitung suara legal, saya menang telak. Bila Anda (juga) menghitung suara ilegal, mereka mencoba mencuri (kemenangan) pemilu dari kita," serunya kala itu, seperti dilansir VOA Indonesia, Selasa (5/11/2024). 

Pada 6 Januari 2021, Trump meminta pendukungnya menghalangi ratifikasi hasil pilpres.

"Kita berjuang keras. Jika Anda tidak berjuang keras, negara Anda akan habis!."

Kekerasan politik yang sebelumnya tak pernah terjadi di Amerika membuat Trump dimakzulkan untuk kedua kalinya.

Russ Buettner dari New York Times mengatakan, "Saya pikir, yang Anda lihat adalah seseorang yang sangat percaya pada intuisinya sendiri."

Russ Buettner dan Susanne Craig adalah wartawan investigatif penulis “Lucky Loser”, buku yang kritis mengikuti karir Trump sejak menjadi pengusaha.

Sementara Craig mengungkapkan, "Nilai kekayaannya USD 200 juta saat diwawancarai New York Times, lalu meningkat jadi USD 1 miliar dalam wawancara dengan "60 Minutes" satu dekade kemudian."

2 dari 3 halaman

Alami Pailit hingga 6 Kali

Sebagai pengusaha, Trump ahli dalam mempromosikan diri dan meraup jutaan dolar melisensi namanya.

Namun di balik kemegahan usaha Trump, perusahaannya mengajukan pailit enam kali. Sejumlah kasinonya rugi dan ditutup. Trump baru bangkit kembali lewat kontes "reality show" The Apprentice sebelum ia kembali beralih karir.

"Hadirin sekalian, saya resmi maju dalam pilpres Amerika Serikat, dan kita akan membuat negara ini hebat lagi," kata Trump.

3 dari 3 halaman

Calon Kontroversial

Dengan pernyataan blak-blakan, Trump menjadi calon nasionalis yang kontroversial."Saat Meksiko mengirim orang-orang ke Amerika Serikat, mereka tak mengirim orang-orang terbaiknya. Mereka membawa narkoba, kejahatan, dan pemerkosa. Beberapa mungkin orang baik."

Sebagai presiden, Trump memilih tiga hakim agung yang akhirnya ikut membatalkan perlindungan federal terhadap hak aborsi.

Jelang akhir masa jabatannya, Trump diuji pandemi COVID-19. Ia mempercepat pengembangan vaksin, tapi kadang mengusulkan pengobatan yang tak bisa dibuktikan secara ilmiah.

Di tengah tingginya korban jiwa akibat COVID, pemilih pada November 2020 memilih Joe Biden.

Selanjutnya, Trump menghadapi sejumlah dakwaan kriminal dan menjadi mantan presiden pertama yang divonis bersalah dalam kasus kriminal.

Tapi, popularitasnya kian meningkat dan menguat setelah dua kali upaya percobaan pembunuhan.

“Tuhan punya rencana untuk Trump. Ia selamat untuk tujuan dan alasan tertentu. Saya harap ia menjadi presiden AS ke-47,” kata Pam Smith, seorang pendukung Donald Trump

Sebagai penulis buku "The Art of The Comeback”, Donald Trump pun kini berupaya kembali ke Gedung Putih.