Sukses

3 Mantan Menteri Indonesia Terima Penghargaan dari Jepang

Ketiga tokoh penerima penghargaan menilai Jepang memainkan peran penting dalam pembangunan Indonesia.

Liputan6.com, Tokyo - Pemerintah Jepang memberikan penghargaan bintang tanda jasa "The Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star" kepada tiga tokoh Indonesia, Dipo Alam, Muhammad Hatta Rajasa, dan Budi Karya Sumadi.

Ketiganya diapresiasi atas kontribusi mereka dalam mempererat hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia.

Sekretaris Kabinet era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2010-2014) Dipo Alam dinilai memainkan peran penting dalam mempererat kerja sama bilateral, termasuk dalam hal investasi.

Ia pun menuturkan sejumlah pengalaman hidup yang membuatnya dekat dengan Jepang.

"Ketika saya mahasiswa, saya sudah mendesain tekstil dan bertemu dengan desainer top Jepang Yamamoto Kansai. Selain itu Jepang juga membantu ketika terjadi konflik di Aceh," tutur dia dalam pernyataan pers yang disiarkan virtual, Rabu (6/11/2024).

Dipo diketahui juga memfasiliasi kunjungan pejabat Jepang ke Indonesia, dan sebaliknya, berjalan lancar.

Sementara itu, Hatta Rajasa, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2009-2014) menginisiasi rencana induk Metropolitan Priority Area (MPA), membuka pintu investasi bagi perusahaan Jepang.

"Pemberian medal ini adalah mewakili para sahabat kita, para pejabat kita, yang bekerja bersama kami pada masa pemerintahan untuk memajukan hubungan baik antara Indonesia dan Jepang," katanya.

Hatta menilai, Jepang bukan hanya sekadar sahabat namun juga mitra yang memberi peran signifikan dalam pembangunan Indonesia.

"Pada awal-awal pemerintahan Orde Baru, kita merasakan bagaimana pembangunan industri dan di sektor-sektor lain, Jepang memberikan kontribusi yang luar biasa kepada kita. Itulah yang terus berlangsung hingga saat ini," lanjut dia.

2 dari 2 halaman

Proyek Pembangunan MRT

Selanjutnya, mantan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi era Presiden Jokowi (2016-2024), memainkan peran aktif dalam mengembangkan kerja sama bidang sektor infrastruktur yang melibatkan Jepang, termasuk MRT.

"Saya menyaksikan sendiri bagaimana itu dapat dinikmati dengan baik dan bisa men-substitusi konektivitas udara dengan konektivitas kereta api yang selama ini tidak terlalu diandalkan," katanya.

"Jadi, saya bisa katakan bahwa proyek MRT ini menjadi milestone yang baik untuk budaya angkutan massal perkotaan dan angkutan massal antar kota."