Liputan6.com, Dhaka - Bangladesh tengah berjuang untuk menekan lonjakan kasus demam berdarah yang diduga kian parah akibat perubahan iklim.
Bahkan, perubahan iklim juga diyakini mengubah penyakit ini menjadi krisis sepanjang tahun, menyebabkan beberapa bangsal rumah sakit penuh sesak dengan anak-anak yang berdesakan di satu tempat tidur.
Baca Juga
Nyamuk Aedes yang menyebarkan demam berdarah berkembang biak di genangan air yang kerap ditemui di Bangladesh, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (7/11/2024).
Advertisement
"Biasanya, sekitar waktu ini, kami memperkirakan jumlah pasien akan menurun," kata Fazlul Haque, saat berjalan melewati bangsal yang penuh dengan pasien demam berdarah di Shaheed Sohrawardi Medical College, Dhaka.
"Selama tiga minggu terakhir, jumlah kasus demam berdarah terus meningkat".
"Kami menerima pasien demam berdarah hampir setiap bulan," kata Sabina Tabassum Anika, dokter yang mengelola bangsal demam berdarah anak-anak.
"Dengan kasus yang lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya, kami menempatkan dua anak di setiap tempat tidur rumah sakit untuk menampung mereka."
Bulan lalu, Bangladesh mencatat 134 kematian akibat demam berdarah, bulan paling mematikan tahun ini, sehingga totalnya pada tahun 2024 menjadi 326.
Jumlah kasus lebih rendah dari tahun lalu, ketika lebih dari 1.000 orang meninggal, tetapi kematian akibat demam berdarah sekarang tercatat hampir setiap bulan, kata petugas medis.
Lebih dari 65.000 kasus telah tercatat pada awal November. Kasus yang parah dapat memicu pendarahan, baik di dalam maupun dari mulut dan hidung.
Â
WHO: Penyebaran Nyamuk Mengkhawatirkan
Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan tentang penyebaran virus yang "mengkhawatirkan", dengan kasus yang dilaporkan di seluruh dunia meningkat sekitar dua kali lipat setiap tahun sejak 2021.
Lebih dari 12,3 juta kasus, termasuk lebih dari 7.900 kematian, dilaporkan dalam delapan bulan pertama tahun 2024.
Sheikh Daud Adnan, dari Pengendalian Penyakit Menular (CDC), mengatakan bahwa upaya harus dilakukan untuk membasmi tempat kembang biak larva.
"Sering kali, kita menunda dan bertindak hanya setelah terjadi wabah," kata Adnan.
"Masyarakat masih belum sepenuhnya percaya bahwa demam berdarah dapat menyerang kapan saja sepanjang tahun, dan sering kali menganggapnya sebagai demam musiman."
Advertisement