Sukses

Overtourism, Kota Kuno Pompeii Batasi Pengunjung 20.000 per Hari

Musim panas ini, sebanyak 4 juta orang mengunjungi sisa-sisa kota Romawi kuno Pompeii, yang terkubur oleh abu dan batu setelah letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi.

Liputan6.com, Roma - Mulai pekan depan, situs warisan dunia Pompeii akan membatasi jumlah pengunjung hingga 20.000 orang per hari dan memperkenalkan personalisasi tiket. Langkah ini diambil untuk mengatasi masalah overtourism dan melindungi situs bersejarah tersebut.

Direktur Taman Arkeologi Pompeii Gabriel Zuchtriegel menuturkan bahwa pengunjung ke situs utama kini melebihi rata-rata 15.000-20.000 setiap hari dan batas harian yang baru akan mencegah jumlah pengunjung meningkat lebih jauh.

"Kami tengah mengerjakan serangkaian proyek untuk mengurangi tekanan manusia di situs tersebut, yang dapat menimbulkan risiko bagi pengunjung dan warisan (yang) begitu unik dan rapuh," kata Zuchtriegel, seperti dilansir The Guardian, Minggu (10/11/2024).

Tiket masuk ke taman akan dipersonalisasi mulai 15 November untuk menyertakan nama lengkap pengunjung. Maksimal 20.000 tiket akan dirilis setiap hari, dengan slot waktu tertentu selama musim panas.

Pengelola taman tersebut berupaya mendorong wisatawan untuk mengunjungi situs-situs kuno lain yang terhubung dengan Pompeii, termasuk Stabiae, Oplontis, dan Boscoreale, dengan menyediakan bus antar-jemput gratis di bawah proyek Greater Pompeii.

"Langkah-langkah untuk mengelola arus dan keselamatan serta personalisasi kunjungan merupakan bagian dari strategi ini," terang Zuchtriegel. "Kami menargetkan pariwisata yang lambat, berkelanjutan, menyenangkan, tidak massal, dan yang terpenting, tersebar luas di seluruh wilayah di sekitar situs UNESCO, yang penuh dengan permata budaya untuk dijelajahi."

Pada bulan April, Venesia menjadi kota wisata besar pertama di dunia yang mengenakan biaya masuk bagi pengunjung. Langkah ini merupakan bagian dari uji coba untuk mengurangi jumlah wisatawan harian dan akan diterapkan kembali tahun depan.

Pengenaan biaya 5 euro selama 29 hari puncak, yang berakhir pada bulan Juli, merupakan langkah darurat oleh otoritas lokal untuk mencegah situs warisan UNESCO tersebut masuk daftar hitam.

Video Terkini