Sukses

Ramalan Baba Vanga, Prediksi Donald Trump Bakal Alami Sakit Keras hingga Tuli

Baba Vanga dikenal atas prediksinya terhadap sejumlah peristiwa besar seperti serangan 9/11 hingga sejumlah bencana alam.

Liputan6.com, Washington DC - Donald Trump telah memenangkan pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat dan akan menjadi presiden ke-47 AS.

Kembalinya Trump ke Gedung Putih tidak hanya memberi pengaruh besar di dalam negeri namun juga memengaruhi citranya secara global.

Dilansir Times of India, Selasa (12/11/2024), empat tahun setelah periode pertamanya, Trump dibayangi sejumlah kontroversi termasuk upayanya membatalkan hasil pemilu tahun 2020 hingga dua persidangan pemakzulan.

Kejadian malang itu rupanya tak seberapa jika dibandingkan dengan ramalan yang diprediksi oleh Baba Vanga. Baba Vanga, juga dikenal sebagai "Nostradamus dari Balkan," adalah seorang mistikus dan penyembuh dari Bulgaria yang mengaku memiliki kemampuan prekognisi dan kekuatan untuk meramalkan peristiwa masa depan.

Dia dikenal atas ramalannya tentang sejumlah peristiwa global termasuk Perang Dunia II, bencana Chernobyl, dan jatuhnya Uni Soviet. Vanga juga meramalkan bahaya yang akan dialami Presiden Rusia Vladimir Putin dan Donald Trump.

Baba Vanga memprediksi bahwa Trump akan mengalami sakit parah yang membuatnya tuli dan menderita tumor otak. Meski belum mengalami gejala tersebut, ancaman pembunuhan yang dialaminya dua kali seakan mengarah ke ramalan itu.

Donald Trump mengalami percobaan pembunuhan akibat penembakan hingga dua kali. Pertama saat berkampanye di Butler, Pennsylvania, hingga mengenai telinga kirinya. Kedua, saat ia berada di resor Mar-a-Lago miliknya.

2 dari 2 halaman

Ramalan Baba Vanga

Baba Vanga lahir pada tahun 1911. Ia kehilangan penglihatannya pada usia 12 tahun akibat badai yang menimpanya.

Vanga menghabiskan waktu di daerah Rupite di pegunungan Belasica, Bulgaria.

Prediksi Baba Vanga tidak melulu tepat. Sebelumnya pernyataannya yang menyebut Eropa akan habis pada tahun 2016 dan dunia akan mengalami perang nuklir pada tahun 2010 hingga 2014 tidak terbukti terjadi.

Sementara ramalannya yang benar-benar terbukti dan terjadi adalah peristiwa serangan 9/11, kebangkitan ISIS hingga sejumlah bencana alam seperti tsunami Samudera Hindia pada tahun 2004 dan gempa bumi Haiti pada tahun 2010.