Liputan6.com, Beirut - Banjir melanda jalan-jalan utama di ibu kota Lebanon, Beirut, dan daerah sekitarnya, menyebabkan penutupan jalan utama menuju Bandara Internasional Rafic Hariri karena hujan lebat.
Air hujan membanjiri beberapa jalan di Beirut pada hari Minggu (10/11), termasuk terowongan bandara, sementara tim pemadam kebakaran turun tangan untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di dalam mobil mereka di kota Khaldeh di selatan, Kantor Berita Nasional resmi Lebanon melaporkan.
Baca Juga
Di wilayah Baabda, saluran MTV setempat melaporkan bahwa personel pertahanan sipil bekerja untuk mengeluarkan mobil dan menyelamatkan orang-orang yang terjebak di dalamnya karena akumulasi air yang disebabkan oleh hujan lebat.
Advertisement
Di lingkungan Sanayeh di Beirut, seorang koresponden Anadolu yang dikutip Senin (11/11/2024) mengatakan banjir Lebanon ini menggenangi beberapa lingkungan, memasuki beberapa rumah setelah hujan deras.
Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon Ali Hamieh mengumumkan di X bahwa "tim kementerian pekerjaan umum dan transportasi bekerja untuk membersihkan saluran air hujan dan mengatasi penumpukan air di bawah Jembatan Khaldeh."
Menurut Departemen Meteorologi Lebanon, negara tersebut tengah dilanda hujan lebat dan angin kencang yang mencapai kecepatan hingga 50 kilometer (31 mil) per jam, dengan suhu berkisar antara 13 derajat Celcius (55F) pada malam hari dan 23 serajat Celcius (73F) pada siang hari.
Adapun banjir Beirut tersebut bertepatan dengan kondisi sulit yang dihadapi negara tersebut akibat agresi Israel, yang telah menyebabkan 3.189 orang tewas dan 14.078 orang terluka, termasuk banyak wanita dan anak-anak, serta sekitar 1,4 juta orang mengungsi.
Menurut data resmi Lebanon, sebagian besar korban dan orang yang mengungsi akibat perang dengan Israel itu tercatat setelah 23 September 2023.