Liputan6.com, Moskow - Kremlin membantah laporan bahwa Presiden Vladimir Putin telah berbicara dengan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dia menyebut laporan media itu fiksi.
Mengutip The Guardian, laporan itu pertama kali dimunculkan oleh The Washington Post dengan mengutip sejumlah sumber yang tidak disebutkan Namanya. Menurut laporan yang sama, Trump memberi tahu Putin bahwa dia tidak boleh memperburuk perang Ukraina.
Baca Juga
Reuters juga menyebut bahwa Trump dan Putin berbicara via telepon.
Advertisement
"Itu sama sekali tidak benar. Itu hanya fiksi, itu hanyalah informasi palsu," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ketika ditanya tentang panggilan telepon itu Putin-Trump, seperti dilansir The Guardian, Selasa (12/11/2024). "Tidak ada percakapan."
"Ini adalah contoh paling jelas dari kualitas informasi yang dipublikasikan sekarang, terkadang bahkan dalam publikasi yang cukup bereputasi."
Menurut the Post, Trump mengingatkan Putin tentang kehadiran militer AS yang cukup besar di Eropa. Ditambahkan pula bahwa Trump menyatakan minatnya untuk melakukan percakapan lanjutan tentang "resolusi perang Ukraina segera".
Panggilan telepon itu dilaporkan terjadi setelah Putin pada hari Kamis (7/11) memberi selamat kepada Trump atas kemenangannya dalam Pilpres AS 2024 dan menyatakan kekagumannya atas cara Trump bereaksi terhadap upaya pembunuhan selama kampanye.
Laporan media menyebutkan pula bahwa Trump juga berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada hari Rabu (6/11).
Selama kampanye Pilpres AS, Trump mengatakan dia akan menemukan solusi untuk mengakhiri perang Ukraina dalam sehari, namun tidak menjelaskan bagaimana dia akan melakukannya.
AS telah memberikan bantuan militer dan ekonomi senilai puluhan miliar dolar kepada Ukraina sejak negara itu diinvasi oleh Rusia pada bulan Februari 2022, pendanaan yang berulang kali dikritik dan ditentang Trump bersama anggota parlemen Republikan lainnya.
Kremlin berulang kali mengatakan Putin siap untuk membahas Ukraina dengan Barat, namun itu tidak berarti bahwa dia bersedia mengubah tuntutannya.
Pada tanggal 14 Juni, Putin mengambil posisi maksimalis untuk mengakhiri perang: Ukraina harus menghentikan ambisinya bergabung dengan NATO dan menarik semua pasukannya dari empat wilayah yang diklaim oleh Rusia.