Liputan6.com, Washington D.C - Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sepakat untuk perkuat keamanan kesehatan dalam upaya mencegah penyakit menular dan zoonosis.
Hal ini dibahas oleh kedua pemimpin negara dalam pertemuan bilateral pada Selasa (12/4/2024) di Gedung Putih, Amerika Serikat.
Baca Juga
Dalam keterangan pers dari situs resmi White House, Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) membantu memperluas sistem peringatan dini dan respons Indonesia di sektor kesehatan hewan dan manusia untuk penyakit menular dari dua menjadi 38 provinsi.
Advertisement
Deteksi Tuberkulosis (TB) di lebih dari 250 rumah sakit di Indonesia menjadi upaya skrining yang didukung USAID menjangkau lebih dari empat juta orang, yang menghasilkan identifikasi dan pengobatan 40.000 pasien TB.
Selain itu, USAID mendukung pendirian 12 klinik tuberkulosis yang resistan terhadap obat, yang memberikan perawatan yang menyelamatkan nyawa kepada 321 pasien.
USAID juga membantu menghubungkan lebih dari 23.500 fasilitas kesehatan di 38 provinsi ke platform informasi kesehatan elektronik nasional, meningkatkan akses data dan meningkatkan layanan kesehatan bagi pasien.
Amerika Serikat dan Indonesia juga berkomitmen untuk memperkuat kerja sama di masa mendatang dalam pedagangan dan pertanian, dan akan menjajaki Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi pada tahun 2025.
Amerika Serikat berharap dapat memperluas hubungan yang kuat dalam perdagangan dan pertanian yang mencapai USD 7 miliar dalam perdagangan tahunan dua arah di tahun 2023.
Dalam Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF): Amerika Serikat, Indonesia, dan 12 mitra IPEF lainnya telah merintis jalan baru dengan kerangka kerja ini yang akan memberikan manfaat ekonomi dan berfungsi sebagai platform regional untuk kerja sama ekonomi jangka panjang.
Para mitra IPEF telah merundingkan tiga perjanjian kerja sama ekonomi yang bertujuan untuk mempromosikan rantai pasokan yang kompetitif, mempercepat transisi ke ekonomi yang lebih bersih, dan menciptakan lapangan bermain yang lebih dapat diprediksi bagi para pekerja dan bisnis.
Komitmen Atasi Krisis Iklim
Pemerintahan Joe Biden dan Kamala Harris juga menegaskan kembali komitmennya untuk bermitra dengan Indonesia dalam mengatasi krisis iklim dan memastikan Amerika Serikat dan RI berada di garis depan dalam memanfaatkan transisi energi bersih, serta mengurangi deforestasi.
Sebagai pemimpin bersama Jepang dari International Partners Group (IPG), Amerika Serikat telah bekerja sama dengan Indonesia untuk membantu mengimplementasikan tujuannya dalam Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP).
"Kami membantu mengkatalisasi USD 21,6 miliar dalam bentuk publik (USD 11,6 miliar) dan pembiayaan sektor swasta (USD 10 miliar). Hingga saat ini, kami memiliki 32 program bantuan teknis yang sedang berlangsung yang didanai oleh negara-negara dalam IPG yang totalnya USD 202,7 juta dengan tambahan USD 831,42 juta yang disetujui dalam tujuh pinjaman dan investasi ekuitas," demikian ditulis dalam keterangan pers Gedung Putih.
AS juga mendukung Perencanaan Transisi Energi Bersih: Departemen Energi AS (DOE) dan mendukung studi Batubara Captive JETP untuk dekarbonisasi spesifik lokasi dari industri baja, semen, kertas, dan aluminium, yang dapat menghasilkan investasi USD 2 miliar untuk penerapan energi bersih.
Lebih jauh, USAID telah membantu Indonesia untuk mempercepat target emisi nol bersih di sektor listrik dan menentukan reformasi kebijakan untuk mencapai tujuan JETP-nya.
Advertisement