Sukses

Gen ABCC11 Buat Orang Korea Selatan Tidak Bau Badan

Penelitian ini didasarkan pada Allel Frequency Database (ALFRED), database gen yang dirancang oleh Universitas Yale. Para peneliti mengatakan rasio Korea adalah yang terendah di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Tahukah kamu, jika orang Korea dan Jepang tidak punya masalah dengan bau badan. Bahkan orang Korea Selatan dan Jepang tidak pernah khawatir dengan bau badan dan ketiak saat musim panas.

Sebuah studi terbaru mengungkapkan orang Korea Selatan bermutasi secara genetik. Hal ini menyebabkan tubuh mereka secara alami tidak memiliki gen pembawa bau badan dalam kromosomnya.

Melansir laman Live Science pada Senin (18/11/2024), hal ini disebabkan oleh gen bau badan, ABCC11. Studi menyebut hanya 0,006 persen orang Korea yang memiliki gen ABCC11, penyebab utama di balik masalah bau.

Penelitian ini didasarkan pada Allel Frequency Database (ALFRED), database gen yang dirancang oleh Universitas Yale. Para peneliti mengatakan rasio Korea adalah yang terendah di dunia.

Secara lebih lanjut, penelitian ini menjelaskan bahwa kebanyakan orang Asia Timur dan hampir semua orang Korea kekurangan gen ini. Namun, hanya sekitar dua persen orang Eropa saja yang kekurangan gen ini.

Orang-orang Korea dan Asia Timur mengalami mutasi genetik yang membuat mereka tidak bau badan. Kekurangan gen tersebut tidak mengubah jumlah produksi keringat.

Mereka tetap berkeringat, namun keringatnya tidak bau. Pada dasarnya, ada dua jenis utama kelenjar keringat, yaitu ekrin dan apokrin.

Kelenjar ekrin menghasilkan keringat encer dan tidak berbau, sedangkan kelenjar apokrin mengeluarkan zat yang lebih kental dan berbau. Gen ABCC11 mengontrol fungsi kelenjar apokrin.

Kelenjar apokrin, terutama ditemukan di area seperti ketiak dan selangkangan, menghasilkan keringat mengandung lebih banyak protein dan lipid. Senyawa ini benar-benar merupakan sarang bakteri, sehingga menyebabkan bau yang lebih kuat.

Sementara orang dengan varian gen ABCC11 memiliki kelenjar apokrin kurang aktif, sehingga menghasilkan lebih sedikit keringat penyebab bau badan.

 

2 dari 3 halaman

Gen ABCC11

Gen ABCC11 atau ATP-Binding Cassette Subfamily C Member 11 terletak pada kromosom 16. Kromosom 16 mengkodekan protein yang termasuk dalam keluarga transporter ATP-binding cassette (ABC), yang bertanggung jawab untuk mengangkut berbagai molekul melalui membran sel.

ABCC11 tidak hanya terkenal dalam produksi keringat, namun juga terlibat dalam pengangkutan berbagai molekul, termasuk metabolit dan produk limbah, di dalam tubuh. Protein yang dihasilkan oleh gen ini berperan dalam mengangkut berbagai zat melalui membran sel dalam sel epitel, yang terdapat di berbagai bagian tubuh, termasuk kelenjar keringat dan kelenjar susu.

Penelitian menunjukkan bahwa variasi genetik dalam ABCC11 dapat ditemukan dalam dua bentuk utama: alel "aktif" dan alel "tidak aktif". Alel aktif menghasilkan protein yang berfungsi normal, sementara alel tidak aktif menghasilkan protein yang tidak dapat berfungsi dengan baik.

Variasi ini memiliki implikasi penting bagi manusia, karena memengaruhi bagaimana keringat diproduksi dan bagaimana tubuh mengeluarkan produk metabolisme tertentu. Penyebaran alel ini mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan adaptasi evolusioner.

 

3 dari 3 halaman

Peran Gen ABCC11 dalam Kesehatan Manusia

Selain peranannya dalam produksi keringat, gen ABCC11 juga terkait dengan beberapa kondisi kesehatan. Beberapa studi menunjukkan bahwa ABCC11 terlibat dalam pengangkutan zat-zat tertentu dalam tubuh yang dapat memengaruhi proses metabolisme dan detoksifikasi.

Dalam beberapa kasus, mutasi pada gen ini dapat meningkatkan kerentanannya terhadap beberapa penyakit atau gangguan. Misalnya, penelitian telah mengaitkan varian gen ABCC11 dengan kerentanan terhadap kanker payudara.

Ada bukti bahwa perubahan dalam fungsi protein yang dihasilkan oleh ABCC11 dapat mempengaruhi cara tubuh menangani zat-zat kimia dalam makanan dan lingkungan, yang dapat berhubungan dengan perkembangan kanker. Selain itu, ABCC11 juga mempengaruhi bagaimana tubuh mengelola produksi air susu pada ibu menyusui.

Beberapa studi menunjukkan bahwa variasi gen ini dapat berhubungan dengan perubahan dalam kemampuan ibu untuk menghasilkan air susu.

(Tifani)