Liputan6.com, Lima - Presiden Joe Biden berbagi panggung pada hari Sabtu (16/11/2024) dengan para pemimpin dunia yang menghadiri KTT APEC di Lima, Peru. Masa jabatannya berakhir pada bulan Januari mendatang.
Sebagai bagian dari tur perpisahannya, Biden bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Baca Juga
Amerika Serikat (AS) dan China bersaing dalam banyak hal, termasuk peran mereka dalam tatanan dunia. Biden mengatakan meski mereka tidak selalu sependapat, mereka tetap terbuka terhadap satu sama lain.
Advertisement
"Kami sudah saling mengerti. Saya pikir itu penting. Percakapan ini mencegah terjadinya salah perhitungan dan memastikan persaingan antara kedua negara tidak akan berubah menjadi konflik," kata Biden seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (18/11).
Sementara itu, Xi Jinping mengungkapkan, "China dan AS, harus mempertimbangkan kepentingan seluruh dunia dan memberikan lebih banyak kepastian dan energi positif ke dalam dunia yang sedang bergejolak."
Biden pernah menyebut Xi Jinping sebagai "diktator" di masa lalu, sementara Xi Jinping menuduh AS sebagai "sumber kekacauan terbesar" di dunia. Namun, kedua pemimpin telah menekankan pentingnya stabilitas dan selama empat tahun terakhir, mereka telah berhasil mengatasi persaingan yang rumit ini.
Mereka sepakat untuk memulai kembali komunikasi militer-ke-militer pada pertemuan puncak mereka pada tahun 2023, yang merupakan tindak lanjut dari pertemuan mereka pada tahun 2022.
Kini, setelah warga AS memilih Donald Trump untuk kembali berkuasa, China bersiap menghadapi ketidakpastian.
Pada masa jabatan pertamanya sebagai presiden, Trump melancarkan perang dagang dengan China. Tahun ini, dia mengancam akan mengenakan tarif hingga 60 persen pada seluruh impor China dan 10 hingga 20 persen pada barang-barang dari negara lain.
Sumber-sumber diplomatik APEC yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya khawatir AS akan menjadi lebih proteksionis dan isolasionis di bawah kepemimpinan Trump, yang menarik diri dari perjanjian-perjanjian dagang dan perjanjian-perjanjian lainnya saat masih menjabat.
Beberapa jam sebelum bertemu Biden, Xi menampilkan dirinya sebagai pembela "multilateralisme dan ekonomi terbuka". Dia memulai tur Amerika Selatan-nya dengan meresmikan sebuah megapelabuhan di Peru, investasi sebesar USD 1,3 miliar oleh Beijing dalam upayanya memperluas perdagangan dan pengaruh di benua tersebut.
AS mengatakan pihaknya juga melakukan investasi besar-besaran di Peru sebesar USD 6,6 miliar pada tahun 2023.
"Kami – di seluruh sektor swasta dan kini didukung oleh lembaga-lembaga seperti Development Finance Corporation – berinvestasi dalam berbagai bidang teknologi, infrastruktur, energi, kesehatan, dan proyek lainnya, dan kami merupakan pemain yang sangat penting," ujar penasihat keamanan nasional Jake Sullivan kepada VOA dalam perjalanan ke Lima.
Dari Lima, Biden menuju KTT G20 di Rio de Janeiro pada hari Minggu dan singgah sebentar di Amazon Brasil untuk menyampaikan pidato mengenai perubahan iklim.