Sukses

Bukan Hanya Otak, Ginjal hingga Syaraf Manusia Mampu Menyimpan Memori dan Mengingat

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan di New York University (NYU) menunjukkan bahwa ingatan manusia tidak hanya disimpan di dalam otak, tetapi juga dapat melibatkan sel-sel tubuh lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, otak dianggap sebagai pusat pengendali dan tempat menyimpan semua ingatan serta memori manusia. Otak, dengan lebih dari 86 miliar neuron yang saling terhubung, dipandang sebagai satu-satunya organ yang memiliki kemampuan untuk memproses dan menyimpan informasi.

Namun, sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan di New York University (NYU) menunjukkan bahwa ingatan manusia tidak hanya disimpan di dalam otak, tetapi juga dapat melibatkan sel-sel tubuh lainnya, termasuk sel ginjal dan jaringan saraf. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications ini menawarkan temuan yang cukup mengejutkan.

Melansir laman IFL Science pada Selasa (19/11/2024), para ilmuwan menemukan bahwa selain neuron di otak manusia, sel-sel lain dalam tubuh manusia, seperti sel ginjal dan sel-sel saraf, juga memiliki kemampuan untuk "mengingat". Hal ini membuka kemungkinan bahwa mekanisme penyimpanan memori dalam tubuh lebih luas dan lebih kompleks daripada yang selama ini kita pahami.

Dalam eksperimen mereka, para peneliti melakukan penelitian dengan memberikan sinyal kimia secara berkala ke sel-sel tubuh yang berbeda, mirip dengan cara otak menerima pola neurotransmitter saat kita belajar atau mengingat sesuatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi apakah sel-sel tubuh selain neuron dapat merespons rangsangan tersebut dengan cara yang mirip dengan bagaimana otak mengaktifkan memori.

Para ilmuwan mengamati sel-sel ginjal dan jaringan saraf, yang masing-masing menerima sinyal kimia secara berulang-ulang. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa sel-sel ini bisa mengaktifkan "gen memori" yang biasanya hanya aktif di otak.

Selain itu, penelitian menemukan bahwa ketika sel-sel ini menerima pembelajaran dalam bentuk sinyal kimia yang diberikan secara berkala (tidak langsung dalam satu waktu), mereka menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mempertahankan informasi lebih lama.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk menyimpan memori mungkin bukanlah sesuatu yang terbatas hanya pada neuron di otak, tetapi mungkin merupakan kemampuan dasar dari hampir semua jenis sel dalam tubuh manusia. Artinya, memori tubuh bisa menjadi hal yang lebih luas dan lebih tersebar dari yang kita bayangkan.

Penemuan ini membawa konsekuensi yang sangat besar dalam pemahaman kita tentang memori. Sebelumnya, kita semua menganggap bahwa memori hanya terlokalisasi di otak, tepatnya di jaringan neuron dan struktur-struktur yang ada di dalamnya, seperti hippocampus yang sangat berperan dalam penyimpanan memori jangka panjang. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa sel-sel lain di luar otak, seperti yang ada di ginjal dan jaringan saraf perifer, mungkin juga memiliki kemampuan untuk menyimpan informasi atau setidaknya menanggapi stimulus yang relevan dengan cara yang mirip dengan proses memori.

Proses pembelajaran yang melibatkan pengulangan sinyal kimia menunjukkan adanya pola respons yang serupa dengan cara neuron-neuron di otak mengaktifkan jalur tertentu dalam rangkaian memori. Hal ini menjadi sangat penting, karena memperluas pandangan kita tentang otak sebagai pusat pengendali.

(Tifani)

Video Terkini