Sukses

Kembar Siam Iran Itu Telah Tiada

Kematian akhirnya menjemput kembar siam asal Iran, Ladan dan Laleh Bijani. Keduanya meninggal berturut-turut dalam waktu yang tidak terlalu lama menyusul pendarahan yang kronis.

Liputan6.com, Singapura: Operasi pembedahan untuk memisahkan kembar siam asal Iran, Ladan dan Laleh Bijani di Rumah Sakit Raffles Singapura, berakhir dengan duka. Kembar dempet yang berusia 29 tahun itu meninggal akibat pendarahan kronis. Bersamaan dengan meninggalnya kembar asal Iran ini, pupus juga impian mereka untuk menjadi pengacara dan wartawan.

Dalam pembedahan yang selesai tengah malam tadi, tim dokter memisahkan tengkorak kedua gadis itu dengan terlebih dahulu membuat pembuluh darah tiruan. Tujuannya supaya darah dapat mengalir di antara kedua otak mereka. Pembuluh darah tiruan itu dibuat dari pembuluh darah yang diambil dari paha kanan Laleh Bijani [baca: Kembar Siam Berusia 29 Tahun Menjalani Pemisahan].

Belakangan, masalah mulai terjadi pada tahap pascapembedahan. Tekanan darah si kembar mulai naik-turun. Dalam kondisi yang relatif lemah ini Ladan, meninggal terlebih dahulu, Selasa siang. Petangnya, Laleh menyusul.

Ladan dan Laleh yang selalu tampak ceria sebenarnya mengetahui risiko yang bakal dihadapi akibat pemisahan tengkorak itu. Tetapi dengan yakin kakak beradik ini siap menghadapi risiko kematian. Lantaran perhitungan risiko pula, rencana pembedahan mereka pernah ditolak tim dokter di Jerman pada 1996. Namun, Tim Dokter Singapura akhirnya bersedia membedah si kembar. Itu pun setelah melalui berbagai pertimbangan etika dan kualitas hidup. Keduanya memang memutuskan ke Singapura setelah mendengar kesuksesan dokter Keith Goh dan timnya yang berhasil memisahkan kembar siam asal Nepal, Gangga dan Jamuna, pada 2001.

Tim Dokter Singapura bersedia mengoperasi, nampaknya juga juga didorong secara moral oleh sikap si kembar yang optimistis. Keluarga dan kerabat mereka mengenal dua sarjana hukum ini sebagai manusia-manusia yang cerdas, gembira, berani, dan berbesar hati kendati fisik mereka kurang sempurna.

Meninggalnya si kembar siam adalah kesedihan mendalam bagi Zohra Salehinia. Setelah mendengar kabar Ladan meninggal, Zohra yang berteman dekat, tak bisa menahan isak tangis. Bukan Zohra yang menangis, ratusan warga Iran yang berkumpul di RS Raffles juga tak kuasa menahan tangis sambil memanjatkan doa.

Orang-orang dekat si kembar siam itu sekarang hanya dapat mengingat-ingat ucapan Ladan: "Jika Tuhan berkehendak agar kami menjalani sisa hidup kami sebagai dua individu terpisah maka kami bersedia [dioperasi]". Tak bisa dibayangkan, selama 29 tahun hidup bagi Ladan dan Laleh adalah kompromi. Jika suau hari Ladan hendak ke suatu tempat maka kembarnya harus menahan niatnya ke tempat lain. Bila Ladan bercita-cita menjadi pengacara sedangkan Laleh ingin jadi wartawan. Namun hal itu tak mungkin di lakukan di jurusan berbeda akhirnya Laleh pun terpaksa ikut kuliah di jurusan hukum.

Kini, sepeninggal Ladan dan Laleh, senyum-senyum lebar dan kecerian itu sirna. Termasuk bagi warga dunia yang melihatnya di layar televisi. Ada pelajaran penting dari kehidupan si kembar siam itu. Mereka telah berjuang hidup dan berkompromi selama 29 tahun. Keduanya juga mengajarkan hidup yang penuh optimistis.

Seperti ditulis Reuters, Dadollah Bijani, bapak Ladan dan Laleh adalah seorang petani miskin di Iran bagian timur. Laden dan Laleh yang lahir 1974, sejak lahir dirawat di rumah sakit lokal dan dirawat oleh dokter asal Amerika Serikat. Namun kemudian, si kembar dan ayahnya terpisah ketika terjadi Revolusi Islam pada 1979.

Setelah beberapa waktu, Dadollah akhirnya berhasil melacak keberadaan si kembar. Mereka berada di Karaj, dekat dengan Teheran. Ladan dan Lelah diadopsi oleh seorang dokter Iran yang bernama Alireza Safaian.

Dadollah kemudian mendapatkan hak asuh dan perwalian dari pengadilan. Namun, anak kembarnya memutuskan untuk tetap tinggal dengan Safaian. Ladan mengatakan bahwa mereka berdua tak bisa tinggal di desa dan bertani. Kendati demikian, Dadollah tetap berterima kasih kepada Safaian.

Safaian mengatakan, saat ia menemukan si kembar tak ada yang mengurus dan mempedulikan. Bahkan, staf rumah sakit enggan untuk mengurus mereka. Itulah sebabnya, ia lalu mengadopsi Ladan dan Laleh.(YYT/LIA/Nurul Larasati)
    Video Terkini